Serang, (ANTARA News) - Letusan dan kegempaaan Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda, sepanjang Minggu (7/9) mencapai 212 kali. Petugas Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Pasauaran Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Jumono, Senin, mengatakan, hingga saat ini aktivitas letusan dan kegempaan Anak Gunung Krakatau masih berlanjut. Hingga kini Gunung Anak Krakatau tertutup bagi pengunjung wisata karena dikhawatirkan akan terkena lontaran bebatuan kerikil serta gas beracun. "Jika orang terkena material bebatuan kerikil kemungkinan meninggal dunia karena suhunya mencapai 1.500 derajat celcius," katanya. Saat ini, kata Jumono, status Anak Krakatau masih waspada atau level II, sehingga pengunjung dan nelayan hanya dibolehkan radius dua kilometer dari titik letusan. Data pos pemantauan Gunung Anak Krakatau, hasil rekaman seismograf di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, sepanjang Minggu (7/9) tercatat sebanyak 212 kali, yakni vulkanik dalam 11 kali, vulkanik dangkal 87 kali, letusan 25 kali, tremor 35 kali dan hembusan sebanyak 54 kali. Dia menjelaskan, selama ini hasil rekaman aktivitas Gunung Anak Krakatau tercatat petugas bukan per enam jam lagi seperti dulu saat menyandang status siaga atau level III dulu itu. Petugas merekam aktivitas Gunung Anak Krakatau melalui rekaman seismograf dicacat selama 24 jam karena statusnya waspada atau level II. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008