Jakarta (ANTARA News) - Teknologi tinggi meski telah diimplementasikan tidak menjamin ia sudah dimanfaatkan oleh para penggunanya. Setidaknya itu yang terlihat dari hasil riset global Hewlett-Packard (HP) yang diterima ANTARA News di Jakarta, Senin.Riset itu menunjukkan 86 persen pembuat kebijakan di bidang teknologi telah mengimplementasikan proyek virtualisasi, meskipun demikian pemanfaatannya kebanyakan masih pada tahap awal. Dari mereka yang telah mulai mengimplementasikan proyek tersebut, 89 persen di antaranya berharap dapat memvirtualisasikan teknologi mereka pada tahun 2010. Namun, potensi dan keunggulan virtualisasi belum secara luas dipahami karena hanya 1/3 dari responden yang disurvey menganggap virtualisasi dapat mendukung bisnis. Penggunaan teknologi virtualisasi secara global terus meningkat secara bertahap. Meskipun banyak responden mengatakan akan melakukan virtualisasi terhadap 75 persen lingkungan kerja mereka namun pembuat kebijakan di bidang teknologi lainnya belum menganggap investasi untuk virtualisasi dapat mendukung pertumbuhan bisnis. Kebanyakan mereka tidak menggunakan teknologi virtualisasi secara luas untuk mendukung strategi komprehensif sehingga akan membatasi kemampuan penciptaan sumberdaya yang fleksibel dan dapat diperbaharui untuk prioritas bisnis. Meskipun responden menyadari bahwa virtualisasi dapat mengurangi biaya serta meningkatkan efisiensi (masing-masing 80 persen dan 70 persen), pada umumnya mereka tidak memiliki infrastruktur yang lebih efisien dan cost-effective yang didisain dapat mengakomodasi perubahan kebutuhan bisnis dengan peningkatan kinerja bisnis secara menyeluruh. Hanya 37 persen yang dapat mendukung virtualisasi dengan pertumbuhan terakselerasi dan 35 persen dengan keuntungan yang kompetitif. "Perusahaan yang dapat mencapai potensi maksimal virtualisasi dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis melalui implementasi layanan bisnis baru atau yang lebih baik," ujar Tony Parkinson, Vice President, Enterprise Storage and Servers, HP Asia Pacific & Japan. Suatu strategi yang hanya berdasarkan pada efisiensi dan biaya tidak mengindahkan kemampuan teknologi virtualisasi yang dapat mengurangi resiko dengan mendukung kelangsungan bisnis serta meningkatkan keamanan data end-user. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008