Jakarta (ANTARA) - Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Robikin Emhas mengajak umat Islam agar tidak mudah terpancing dengan adanya game Nabi Muhammad SAW.
"Masyarakat jangan ada yang terpancing. Kita tunggu polisi mengungkap apa latar belakang, motif dan tujuan pembuatan game itu, termasuk kemungkinan adanya pihak tertentu di balik layar," kata Robikin kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Dia mengingatkan jangan ada kegaduhan karena permainan itu karena bisa jadi justru kegaduhan itu yang diharapkan oleh pihak tertentu.
Robikin mengatakan para ulama telah mengambil ijma’ sukuti tentang larangan melukis Nabi dan Rasul. Hal itu dimaksudkan agar tidak terjadi penyalahgunaan agama untuk maksud dan tujuan yang bertentangan dengan tujuan agama itu sendiri.
"Selain itu, agar kemurnian ajaran Islam, baik dari segi aqidah, syariat maupun akhlak terjaga dengan baik," katanya.
Visualiasi dalam bentuk lukisan, patung, rekaan foto, animasi, karikatur atau media lain apapun mengenai sosok Nabi, kata dia, tidak akan sanggup memotret sosok Muhammad SAW, bahkan dengan teknologi terkini yang paling canggih sekalipun.
"Hindari mempersepsi sosok Nabi Muhammad SAW dengan persepsi yang keliru, antara lain dengan cara tidak memvisualisasi sosok Nabi Muhammad SAW dalam bentuk dan melalui media apapun," katanya.
Robikin mengajak umat untuk mengekspresikan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW dengan melaksanakan seluruh ajaran-ajaran Islam dengan baik dan benar, baik dari aspek teologis, spiritual maupun humanistiknya, termasuk dari aspek aqidah, syariah maupun akhlak (tasawuf).
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019