Wamena (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, menyebutkan 546 pelajar dari berbagai jenjang pendidikan telah pindah keluar dari wilayah itu setelah kerusuhan Papua, 23 September 2019.

Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya Bambang Budiandoyo saat berada di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Selasa mengaku belum mengetahui pasti alasan mereka pindah.

"546 orang yang melakukan mutasi ke luar Wamena. Itu dari jenjang TK, SD, SMP, SMA dan SMK. Kami belum mengupas apakah karena mereka trauma atau sebagainya," katanya.

Ia menjelaskan para siswa itu ada yang mutasi ke Jayapura dan ke luar Provinsi Papua.

Baca juga: 44 siswa dan guru pindah keluar Wamena

Data di Dinas Pendidikan juga menyebutkan bahwa pascakerusuhan, belum banyak siswa dan guru yang kembali ke Wamena.

Walau demikian,katanya, 64 sekolah di wilayah perkotaan yang terdampak kerusuhan sudah mulai berjalan dengan keterbatasan guru dan siswa.

"Sudah 64 persen guru atau 589 orang dari 64 sekolah yang datang. Murid sudah 5.099 atau sekitar 39 persen," katanya.

Baca juga: 685 warga eksodus sudah kembali ke Wamena

Sebagian dari jumlah siswa yang belum datang, juga terdaftar sebagai peserta titipan di beberapa sekolah di luar Kabupaten Jayawijaya dan di luar Provinsi Papua.

Pemerintah, kata dia, terus berupaya agar sekolah di luar wilayah Kota Jayawijaya yang belum berjalan, bisa kembali melaksanakan aktivitas.

"Kami bekerja sama dengan WVI melakukan pembekalan psikososial dengan bantuan orang tua, tokoh-tokoh, pemerintah distrik untuk memastikan kenyamanan dan keamanan proses belajar mengajar di sekolah berjalan lagi," katanya.
Baca juga: Polisi tangkap kepala kampung diduga pelaku kerusuhan Wamena

Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019