Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi, menguat kembali di bawah angka Rp9.300 per dolar AS, karena Bank Indonesia (BI) masuk ke pasar melakukan intervensi dengan membeli dolar AS. "Aksi BI itu mendorong rupiah menguat setelah terpuruk hingga sempat mendekati angka Rp9.350 per dolar AS, akibat paniknya pelaku lokal karena aktifnya fund manager membeli dolar AS," kata Direktur Utama PT Finance Corpindo, Edwin Sinaga, di Jakarta, Senin. Nilai tukar rupiah naik menjadi Rp9.273/9.275 per dolar dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.329/9.375 atau menguat 56 poin. Menurut dia, kenaikan rupiah itu juga didukung oleh aksi konsolidasi pelaku pasar lokal yang mencari untung, setelah mata uang Amerika Serikat itu naik tajam. Pelaku pasar melepas dolar AS untuk mencari untung karena pasar global mulai normal dan tidak ada gejolak yang membuat pasar negatif, katanya. Rupiah sebelumnya terpuruk akibat merosotnya harga minyak mentah dunia yang mendekati angka 100 dolar AS per barel yang mendorong fund manager melepas sahamnya untuk membeli dolar AS. Aksi beli dolar AS oleh fund manager untuk mengurangi kerugian, meski mereka masih tetap berminat untuk kembali menginvestasikan dananya dipasar domestik akibat menguat suku bunga acuan (BI Rate) dari 9,00 persen menjadi 9,25 persen, katanya. Ia mengatakan, pasar uang domestik kemungkinan masih akan membaik, setelah BI menaikkan bunga BI Rate karena investor optimis pasar Indonesia masih memberikan gain yang lebih baik ketimbang pasar lainnya. "Kami optimis rupiah akan kembali menguat pada sore nanti, karena kenaikan BI Rate merupakan faktor yang menarik bagi investor asing," katanya. Rupiah, lanjut dia kemungkinan akan dapat mendekati angka Rp9.250 per dolar AS, karena BI masih tetap berada di pasar untuk mengantisipasi tekanan pasar. BI menghendaki rupiah berada di bawah level Rp9.200 per dolar AS, karena pada posisi dibawah itu rupiah dinilai cukup aman, ucapnya. (*)
Copyright © ANTARA 2008