Tokyo, (ANTARA News) - Calon kuat Perdana Menteri Jepang menjanjikan pemotongan pajak dan peningkatan belanja pemerintah untuk memacu ekonomi dalam tiga tahun ke depan, demikian laporan sebuah harian, Senin. Mantan Menlu Taro Aso tengah mencari dukungan agar bisa menggantikan Yasuo Fukuda, yang mengundurkan diri secara tiba-tiba pekan lalu. Menghadapi kemungkinan resesi yang berada di ambang mata, para kandidat PM tampak terbagi di antara upaya mempercepat ekonomi yang lambat sambil menjaga inflasi yang berada pada level tertinggi dalam satu dekade terakhir, dan keterbatasan pemerintah akibat utang yang sangat tinggi. Dalam sebuah pernyataan kampanyenya yang bertajuk "Japan`s potential strength - Creating a strong and cheerful Japan," Aso mengutarakan dirinya ingin mendorong ekonomi melalu pemotongan pajak dan reformasi kebijakan, ungkap harian "Yomiuri". Aso juga sebelumnya telah mendesak adanya fasilitas pengampunan pajak bagi investasi saham. Sementara kandidat lain juga mengkampanyekan alternatif lain dalam rangka mencegah Jepang terjerembab dalam jurang resesi. Menteri Ekonomi Kaoru Yosano menjanjikan, dalam manifestonya, untuk menaikkan pajak konsumsi dari level saat ini 5 persen dalam tiga tahun ke depan untuk menutupi kenaikan beban biaya sosial yang meningkat. Pajak menjadi isu utama dalam pemilihan pemimpin partai berkuasa Liberal Democratic Party (LDP), pada 22 September. Dalam kampanyenya, Aso tidak menjelaskan secara rinci, bagaimana dia merevisi pajak konsumsi, kata Yomiuri, tapi dia kemudian melanjutkan, kenaikan pajak tidak akan dilakukan hingga setelah ekonomi membaik. "Menaikkan pajak menyusul ekonomi yang memburuk akan mempercepat pemburukan ekonomi," katanya dalam sebuah pidato. "Kita baru bisa memikirkan pajak konsumsi setelah orang-orang dan para manajer perusahaan mengatakan ekonomi telah membaik," tambahnya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008