Bahkan sekarang gamelan atau musik tradisional Bali sudah bernilai ekonomi
Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyambut sejumlah seniman dari negara anggota ASEAN dan Korea Selatan yang akan tampil pada "Asia Traditional Orchestra (ATO) 2019" di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar.
"Kami mengucapkan terima kasih atas dipilihnya Bali selain Jakarta sebagai tempat penyelenggaraan ATO. Musik tradisional tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat Bali karena digunakan dalam ritual upacara atau yadnya," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace saat menerima rombongan ATO di Rumah Jabatan Gubernur Bali Jayasabha, Denpasar, Senin (11/11) malam.
Baca juga: Lima pelukis pameran "Candi-Candi Berbisik" di Studio Mendut
Tokoh Puri Ubud ini mengatakan meskipun perkembangan zaman begitu cepat dan teknologi begitu pesat, namun gamelan atau alat musik tradisional Bali tidak akan hilang karena anak muda Bali terus melestarikannya.
"Bahkan sekarang gamelan atau musik tradisional Bali sudah bernilai ekonomi," ujar Cok Ace yang juga Ketua PHRI Bali itu.
Baca juga: Seniman 7 negara akan kolaborasi pentaskan opera di Yogyakarta
Dia menambahkan, Pemprov Bali juga telah berkomitmen untuk selalu melestarikan seni, adat dan budaya Bali agar tetap ajeg serta lestari sesuai dengan visi misi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.
"Pemprov Bali juga memberikan dukungan penuh kepada institusi yang melindungi gamelan bali. Termasuk Institut Seni Indonesia Denpasar, SMK di Batubulan dan masih banyak lagi," ujarnya.
Baca juga: Seniman ASEAN-Korea lakukan pertukaran melalui pertunjukan seni
Sementara itu, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud RI, Nadjamuddin Ramly menyampaikan jika ATO merupakan salah satu kolaborasi yang sangat indah, ada 10 negara ASEAN bersama Korea Selatan akan tampil di Bali.
Para seniman dari ASEAN dan Korea Selatan akan tampil di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, pada Selasa (12/11) malam.
Ramly berharap nantinya kegiatan sebesar ini akan berkelanjutan dan dilaksanakan di negara ASEAN lainnya. Bahkan Asia Traditional Orchestra ini diharapkan dapat dikembangkan dan diperkenalkan ke wilayah di luar negara ASEAN dan Korea.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019