Yogyakarta (ANTARA News) - Perilaku pemilih dalam pemilu legislatif maupun pemilihan presiden (pilpres) 2009 sulit diprediksi, karena mereka cukup pintar untuk menggunakan hak pilihnya dalam pesta demokrasi tersebut.
"Masyarakat yang mempunyai hak memilih sekarang sangat selektif dalam menentukan pilihan, sehingga arah politik sulit untuk dipetakan," kata Ketua DPD Partai Golkar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Gandung Pardiman di Yogyakarta, Minggu.
Ia mengatakan, sebelum memberikan suara dalam pemilu dan pilpres, biasanya mereka terlebih dulu akan melihat calon yang maju dalam pemilihan, seperti intelektualitas, kepribadian, komitmen terhadap "wong cilik" dan pemberantasan korupsi, serta partai politik (parpol) yang mengusung.
"Jika calon dinilai sesuai dengan kriteria, pemilih akan memberikan hak suaranya dengan memilih calon tersebut. Sebaliknya, jika calon dianggap tidak memenuhi kriteria, pemilih tidak mau menggunakan hak pilihnya atau golput," katanya.
Kondisi itu, menurut dia, perlu diantisipasi parpol sehingga dalam mengusung calon pemimpin tidak asal comot. Calon yang diusung harus memiliki kualitas yang dapat diandalkan, baik dari sisi intelektualitas maupun kepribadian, serta mampu mengakomodasi kepentingan rakyat kecil.
"Dalam hal ini, parpol harus benar-benar selektif dalam menentukan calon pemimpin yang akan diusung, karena rakyat sekarang cukup pintar. Rakyat tidak bisa lagi dibohongi, rakyat tidak mau lagi hanya diberi janji," katanya.
Ia mengatakan, rakyat akan memilih calon pemimpin yang dinilai dapat memperjuangkan dan merealisasikan keinginan mereka. Rakyat tidak akan memilih calon pemimpin yang hanya bisa janji tetapi tanpa bukti.
Rakyat sekarang butuh bukti bukan janji, karena mereka telah kenyang dengan janji-janji yang selama ini dijejalkan calon pemimpin saat kampanye tetapi tidak pernah direalisasikan ketika terpilih menjadi pemimpin.
"Rakyat menginginkan perubahan ke arah lebih baik sehingga mereka akan memberikan suaranya kepada calon pemimpin yang dinilai mampu membawa perbaikan. Jika tidak ada calon yang dianggap mampu, mereka akan memilih golput sebagaimana yang terjadi di sejumlah pilkada," katanya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008