"Kita ingin nilai-nilai Pancaila bergelora dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. salah satu lapisan yang cukup dominan adalah dunia maya. Dalam dunia digital ini mereka yang bisa menarasikan adalah teman-teman dari komunitas IT sebagian bagian mitra untuk menyuarakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Hariyono saat melakukan sosialiasi nilai-nilai Pancasila di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, Senin malam.
Dalam sosialisasi dengan tema "Hoaks dan Pacansila dalam Komunitas IT" ini, Hariyono mengakui bahwa dunia maya adalah teknologi informasi masa depan yang harus dikuasai dan tidak bisa dihindarkan oleh negara manapun.
Dalam kesempatan ini, Hariyono berharap nilai-nilai Pancasila tidak hanya dijadikan slogan dan diucapkan dalam pidato-pidato, tetapi bisa diterjemahkan sebagai nilai-nilai untuk kebutuhan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Dia mengakui generasi tua menyebut generasi sekarang tidak tahu Pancasila, karena memiliki cara pandang yang berbeda dan ini yang harus didiskusikan.
"Karena Pancasila sebagai ideologi negara ke depan tidak lagi didominasi generasi tua. Pancasila sebagai ideologi masa depan harus ditafsirkan dan dikembangkan oleh generasi muda. sehingga perlu dialog antara generasi tua dan muda," katanya.
Menurut Hariyono, ini perlu dilakukan terus menerus agar mereka tahu alasan pendiri bangsa ini untuk menjadikan negara maju.
"Generais muda sebagai penerus bangsa tidak semata-mata menerima warisan itu secara statis, namun bisa mengembangkan kebutuhan masa depan. Pancasila bisa dijadikan sumber kreasi dan kreativitas generasi muda. karena generasi muda tidak punya prestasi maka perjuangkan oleh pendiri bangsa tidak ada maknanya," katanya.
Untuk itu BPIP berharap komunitasi IT ini bisa memberikan inspirasi bahwa Pancasila itu bukan sekedar slogan tetapi nilai-nilai hidup yang menjadi kebutuhan bersama, baik generasi tua dan muda," katanya.
Dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila ke dalam komunitas IT ini, kata Hariyono, perlu pemahaman terkait penyebaran nilai positif dan negatif.
"Dengan memberikan contoh bahwa orang yang peduli pada orang lain itu lebih sukses dibanding dengan yang tidak peduli dengan yang lain," katanya.
Hariyono juga mencontohkan bahwa orang yang suka menyebarkan energi positif itu secara pribadi lebih bahagia, temannya lebih suka dan karirnya lebih lancar.
Sebaliknya yang menebarkan energi negatif, hoaks dan sebagainya ada potensi bermasalah dengan hukum, bermasalah dengan sosial dari temannya.
"Kalau ini dijelaskan ke kelompok IT, maka generasi muda menjadikan hoaks itu bukan sebuah ancaman tetapi bukan kebutuhan. Hoaks bukan sebuah kebutuhan maka mereka tidak tertarik, sehingga mereka akan mengembangkan nilai-nilai prestasi yang dikembangkan," harapnya.
Dengan demikian merekan akan mengembangkan aplikasi-aplikasi yang turut mendorong tertanamnya nilai-nilai Pancasila sehingga tanpa disadari penggunanya, nilai-nilai Pancasila diserap dan dilaksanakan.
Baca juga: BPIP perkuat sinergi dengan BNPT tangkal radikalisme
Baca juga: BPIP: Regulasi tidak bertentangan selama cakup nilai Pancasila
Baca juga: Akademisi: "Pembumian" Pancasila jadi PR generasi bangsa
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019