Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto kepada ANTARA di Jakarta, Senin, membenarkan bahwa fenomena Transit Merkurius menjadi salah satu ajang pembuktian teori, ajang untuk pengukuran berketelitian tinggi, ajang untuk kalibrasi besaran benda langit yang pernah ditentukan sebelumnya.
Rhorom juga mengatakan peristiwa transit planet terdekat dengan pusat tata surya itu juga dapat digunakan untuk mengukur jarak Bumi ke Matahari.
Baca juga: Transit Merkurius terjadi lagi setelah tiga tahun berselang
Jika Rhorom mengatakan pengamatan proses transit cukup penting dalam model perhitungan orbit benda langit, dan dapat membuktikan kebenaran teori relativitas umum Einstein tentang ruang waktu yang melengkung oleh benda bermassa besar seperti Matahari, maka NASA menyebut peristiwa yang terjadi hanya 13 atau 14 kali dalam satu abad tersebut penting dalam perkembangan teori-teori dalam astronomi.
Teori Kepler yang menggunakan bentuk elips untuk orbit planet ternyata lebih baik dibanding teori Ptolemaic. Teori Kepler sekaligus membantu memperbaiki ukuran sistem tata surya.
Transit Merkurius dan Venus dapat terjadi karena keduanya merupakan planet yang mengorbit antara Matahari dan Bumi. Dengan menggunakan teori bulatan panjang untuk mendeskripsikan orbit planet maka Kepler mampu memprediksi peristiwa Merkurius dan Venus akan sejajar dengan Bumi dan Matahari.
Sedangkan teori Ptolemaic yang menggunakan orbit bundar tidak mendapatkan akurasi yang dibutuhkan untuk mengetahui peristiwa Transit Merkurius dan Venus itu.
Pada 1627, Kepler dapat memprediksi Transit Merkurius akan terjadi pada 7 November 1631. Dan astronom Prancis Pierre Gassedi mampu melihat titik kecil berwarna hitam bergerak di depan Matahari pada hari itu melalui Observatori Paris.
Transit Merkurius dan terutama Venus digunakan untuk mengukur jarak antara Bumi dan Matahari, angka yang sekarang ini diketahui 149.597.870.700 meter atau 92.75 juta mil.
Baca juga: Transit Merkurius tidak tampak dari Indonesia, saksikan via internet
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019