Bangkok (ANTARA News) - Militer Thailand menyelenggarakan pertemuan para pejabat senior untuk membicarakan krisis politik yang melanda negara itu, tetapi jendral pentingnya mengesampingkan kudeta , kata suratkabar-suratkabar lokal, Sabtu.Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Jendral Boonsrang Niumpradit berembuk dengan para panglima angkatan darat,laut dan udara, Jumat untuk membicarakan krisis itu, tulis suratkabar The Nation."Kami sedang berusaha memperoleh satu kemungkinan penyelesaian, tetapi perundingan itu tidak memberikan banyak gagasan," kata Boonsrang kemudian kepada wartawan lokal."Kami dapat menjamin pada masyarakat bahwa kami tidak akan melakukan kudeta karena hal itu hal itu akan membawa banyak lagi komplikasi. Dan tidak seorangpun setuju degan gagasan itu."PM Samak Sundaravej menghadapi unjukrasa tiga bulan bagi penggulingannya dan ribuan pengunjukrasa anti pemerintah mengepung kantor Samak selama 12 hari belakangan ini.PM yang berusia 73 tahun itu, yang memimpin pemerintah koalisi sejak Januari , menawarkan untuk menyelenggarakan referendum mengangkut kekuasaannya, tetapi para aktivis dari Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) menolak menghentikan unjukrasa protes mereka sampai ia mundur. Ditanya apakah panglima-panglima militer akan mendesak Samak mempertimbangkan mundur demi negara, Boonsrang mengatakan: "Tidak. Bukan saatnya." Suratkabar Bangkok Post mengatakan Ketua Senat Prasopsuk Boodej, yang netral secara politik , sedang berusaha menengahi antara Samak dan PAD, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa usahanya-usahanya itu membuahkan hasil. PAD, yang banyak terdapat para perwira militer yang pensiun, royalis dan akademikus mengatakan Samak adalah boneks mantan PM Thaksin Shinawatra, yang disingkirkan dalam kudeta tahun 2006. Thaksin, yang masih didukung para warga Thailand di pedesaan yang banyak memberikan suara mereka sehingga menjadi mayoritas di parlemen sebagai imbalan programnya yang merakyat, diperkirakan akan melakukan kegiatan politik dari tempat tinggal di London. Ia dipandang rendah oleh klas menengah Bangkok, miiter dan kelompok royalis, yang semuanya menentang memodernisasi agenda. Ia juga dituduh menyalahgunakan kekuasaan dan terlibat korupsi sewaktu berkuasa. Para pengamat mengatakan tawaran Samak untuk mengusulkan penyelenggaraan referendum untuk membuatnya lebih kuat untuk memaksa penggulingannya melalui intervensi baik oleh militer maupun oleh Raja Bhumibhol Aduyadej, yang ia dihormati di masa lalu ikut meredakan sengketa-sengketa itu. Masih tidak jelas pertanyaan apa yang diajukan kepada 65 juta jiwa rakyat Thailand dalam referendum itu. Tetapi Samak kemungkinan menang karena memiliki dukungan kuat di pedesaan di mana banyak warga Thailand menyalahkan protes-protes di Bangkok itu mengganggu ekonomi. Krisis politik itu juga mempengaruhi sektor kepariwisataan, dengan perusahaan-perusahaan penerbangan dan hotel-hotel melaporkan pembatalan. Tetapi nasib pemerintah Samak hanyalah satu pertempuran yang akan menjadi perang klas, kata para pengamat. Bentrokan antara para pengikut Thaksin dan elit royalis yang banyak tinggal di Bangkok dapat terjadi bertahun-tahun atau bahkan sampau puluhan tahun, kata para pengamat, demikian Reuters.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008