Baghdad (ANTARA) - Jumlah korban jiwa dalam protes antipemerintah di seluruh Irak telah mencapai 319 sejak 1 Oktober, menurut pernyataan Komisi Tinggi Irak Urusan Hak Asasi Manusia pada Minggu (10/11).
Komisi juga menyatakan 15.000 orang cedera selama demonstrasi di negeri tersebut.
Di tengah demonstrasi yang menewaskan banyak orang, Amnesty International telah menyeru pemerintah agar mengendalikan pasukan keamanan.
Pada Minggu melalui satu pernyataan yang diunggah di laman presiden, Pemerintah Irak menyatakan menolak campur tangan militer terhadap para demonstran yang berunjuk rasa secara damai.
Kemarahan rakyat telah bergolak di Irak dalam beberapa tahun belakangan akibat pengangguran yang meningkat dan korupsi yang marak. Banyak warga kurang mendapatkan berbagai layanan dasar, seperti listrik dan air bersih.
Pengangguran di kalangan pemuda Irak mencapai 25 persen, kata Bank Dunia. Negara tersebut juga menempati posisi ke-12 negara paling korup di dunia, menurut beberapa organisasi yang memantau transparansi.
Sumber: Anadolu Agency
Baca juga: Pasukan Irak tewaskan tiga pemrotes di Basra
Baca juga: Pemrotes di Irak bakar rumah tiga anggota Parlemen
Baca juga: Rugi miliaran dolar, PM Irak desak aksi protes dihentikan
Irak: BBM Subsidi Untungkan Orang Kaya
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019