Kemampuan militer Indonesia tentu tidak bersifat ofensif tapi defensif, kami tidak berniat mengganggu bangsa lain. Tapi tentu kita tidak boleh juga kepentingan kita diganggu negara lain, katanya

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto akan menerapkan konsep pertahanan yang berdaulat dan mandiri, yang mengacu pada visi misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai kepala negara serta kepala pemerintahan.

"Saya ingin menggarisbawahi kata kunci ini berdaulat dan mandiri, karena berdaulat ini menyangkut menjaga kedaulatan dan di sana ranah bidang tugas kami," kata Prabowo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.

Prabowo mengatakan, visi misi Presiden yang ingin mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong, akan menjadi landasan Kementrian Pertahanan untuk bekerja selama lima tahun ke depan.

Baca juga: Menhan optimis Indonesia miliki Indhan nasional kuat

Dia mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan arah kebijakan umum maka dirinya sebagai pembantu presiden akan merumuskan kebijakan pertahanan umum negara.

"Semua bertumpu pada pemahanan kita pada tujuan negara, pertama yang menurut saya penting, yaitu melidungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia," ujarnya.

Baca juga: Menhan sampaikan gagasan bentuk SDM pertahanan kuat

Dia menilai, pertahanan keamanan negara tidak boleh dipandang sebagai suatu hal tambahan namun itu merupakan tujuan negara yang pertama.

Menurut dia, Indonesia boleh membangun infrastruktur yang banyak dan hebat, namun kalau tidak bisa menjaga wilayah laut, darat, dan udara, maka akan kehilangan kedaulatan dan pertahanan sebagai negara.

Baca juga: Menhan: Indonesia harus punya pertahanan memadai

"Kemampuan militer Indonesia tentu tidak bersifat ofensif tapi defensif, kami tidak berniat mengganggu bangsa lain. Tapi tentu kita tidak boleh juga kepentingan kita diganggu negara lain," katanya.

Baca juga: Menhan inventarisasi masalah untuk perkuat pertahanan Indonesia

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019