Tripoli (ANTARA News) - Libya tak memerlukan pelajaran mengenai hak asasi manusia (HAM) kata Menteri Luar Negeri Libya Abdelrahman Mohammed Shalgam, Sabtu pagi, pada taklimat bersama Menteri Luar Negeri AS Condoleeza Rice, yang mengunjungi negara itu. "Kami menyayangi rakyat kami sendiri," kata Menteri itu. "Kami tak memerlukan siapa pun untuk datang dan menekan kami atau menguliahi kami." Rice mengatakan ia, selama pembicaraan dengan Presiden Libya Mohamer Gaddafi, telah mengangkat kasus pembangkan yang dipenjarakan Fathi al-Jahmi (66) --yang saudara laki-lakinya hidup di pengasingan di Boston. Al-Jahmi telah ditahan sejak 2004, setelah mengecam pemerintah Gaddafi dan mengeluarkan seruan terbuka bagi pembentukan lembaga demokras di negara Afrika Utara tersebut. "Penting untuk mengadakan dialog, termasuk mengenai masalah HAM," kata Rice pada taklimat setelah pembicaraannya dengan Gaddafi --yang merebut kekuasaan pada September 1969 dalam kudeta yang menggulingkan Raja Idriss, yang sudah berusia lanjut. "Saat hubungan ini (antara Libya dan AS) bergerak maju dan bertambah dalam, akan terus menjadi penting bagi kami untuk memiliki transparansi dan membicarakan berbagai masalah dengan cara terhormat," kata Rice. Namun Shalgam jelas marah atas pertanyaan yang diajukan pada taklimat tersebut, mengatakan al-Jahmi telah diadili dan dihukum secara adil. Ia mengatakan pembangkang itu saat ini sedang menjalani perawatan di satu klinik swasta. "Prinsip HAM berbeda di Libya dan Amerika Serikat," kata Menteri tersebut. Rice meninggalkan Libya, Sabtu pagi, setelah pertemuan bersejarahnya dengan pemimpin negeri itu Gaddafi. Rice adalah Menteri Luar Negeri pertama AS yang mengunjungi Tripoli selama 55 tahun, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008