Transaksi dua jam pertama Festival Belanja tembus Rp256 triliun

Hangzhou (ANTARA) - Nilai transaksi yang dibukukan oleh raksasa e-dagang asal China Alibaba Group pada dua jam pertama Festival Belanja Global, Senin dini hari, telah mencapai 128,15 miliar atau sekitar Rp256,6 triliun.

Hitung mundur pembukaan ajang yang dikenal dengan sebutan 11-11 itu dipusatkan di Mercedez Benz Arena, Shanghai, sejak Minggu (11/11) malam, yang diisi dengan berbagai ragam hiburan dan dihadiri oleh Co-Founder Alibaba Jack Ma beserta sejumlah perwakilan negara sahabat di China.

Sementara sejumlah awak media dari dalam dan luar China memantau pergerakan nilai transaksi belanja dalam jejaring (daring) tersebut dari kantor pusat Alibaba di Hangzhou, Provinsi Zhejiang.

Untuk sementara nilai transaksi tersebut melampaui pencapaian pada ajang serupa tahun 2015.

Beberapa merek dari China, seperti Xiaomi, Midea, dan Haier, mendominasi penjualan barang ekspor pada jam-jam awal festival.

Produk pakaian dari China juga mendominasi penjualan dalam negeri, namun produk dari luar negeri yang dibeli oleh masyarakat China pada jam-jam awal festival itu didominasi oleh jenis makanan, kosmetik, susu dan perlengkapan bayi, serta diaper.

Sementara pembeli terbanyak produk dari China berasal dari Hong Kong, Taiwan, Amerika Serikat, Australia, Singapura, Jepang, Malaysia, Inggris, Makau, dan Kanada.

Barang-barang dari Indonesia, seperti mie siap saji dan biskuit serta kopi instan juga turut ditransaksikan pula, meskipun nilainya tidak sebesar produk-produk global lainnya.

Indomie, misalnya, yang dijual dengan harga 19,9 yuan atau sekitar Rp40.000 untuk untuk paket berisi 10 bungkus ukuran 80 gram hingga Senin pukul 09.00 waktu setempat (08.00 WIB) sudah dibeli secara daring oleh 8.195 orang.

Demikian pula biskuit Nabati yang dijual seharga 9,9 yuan (sekitar Rp20.000) sepaket sudah ditransaksikan oleh 14.423 orang.

Nilai transaksi tersebut akan terus berubah hingga penutupan Festival 11-11 yang berlangsung pada Senin pukul 00.00.

Selama ajang tersebut berlangsung, penjual yang menawarkan barang melalui platform milik Alibaba memberikan diskon besar-besaran sehingga menarik minat para pembeli, baik di China maupun di negara-negara lain.