New York (ANTARA News) - Harga saham-saham di bursa Wall Street bangkit dari penurunan tajam pada awal perdagangan dan akhirnya ditutup umumnya meningkat pada hari Jumat, di tengah peningkatan angka pengangguran di Amerika Serikat (AS) yang membangkitkan kembali kemungkinan resesi di negara ekonomi terbesar di dunia tersebut. Beberapa analis mengatakan, pasar telah mengantisipasi laporan angka-angka pengangguran tersebut dan telah merealisasikannya pada penurunan tajam hari Kamis lalu, sehingga memberi ruang bagi investor untuk membeli saham-saham yang sudah murah tersebut, demikian laporan AFP. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik kembali dari penurunan yang mencapai hampir 150 poin pada awal perdagangan untuk kemudian ditutup naik 32,41 poin (0,29 persen) menjadi 11.220,64. Indeks Nasdaq juga mengalami kenaikan setelah sempat turun hingga 1,9 persen, dan ditutup dengan meningkat tipis 3,16 poin (0,14 persen) menjadi 2.255,88. Indeks Standard & Poor`s 500 naik 5,42 poin (0,44 persen) menjadi 1.242,25. Gairah pasar berlangsung setelah ada laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS bahwa tingkat pengangguran AS melonjak ke titik tertinggi dalam lima tahun sebesar 6,1 persen setelah 84,000 lapangan kerja terpangkas pada bulan Agustus. Laporan yang dianggap merupakan indikator terpenting mengenai momentum ekonomi, menandai penurunan lapangan kerja selama delapan bulan berturut-turut, dan lebih buruk dari perkiraan oleh para ekonom, memunculkan kekhawatiran baru kemungkinan resesi ekonomi. Seorang analis pada Briefing.com mengatakan perdagangan di Wall Street itu menunjukkan sentimen yang menarik di tengah data ekonomi yang suram. "Keadaan hingga tengah hari umumnya pesimistis, tetapi para pembeli tampil setelah penurunan harga saham mulai terbatas dalam menghadapi data ekonomi yang buruj dan berlanjutnya ancaman perlambatan ekonomi global," kata analis itu. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008