Denpasar (ANTARA News) - Instrumen musik tradisional Bali (gamelan) sanggup berkolaborasi dengan musik-musik dari sejumlah negara di belahan dunia. "Banyak seniman dari berbagai negara telah melakukan hal itu, berkat kelebihan yang ada pada gamelan Bali," kata Ketua Sanggar Manika Santi Denpasar I Wayan Sinti MA di Denpasar Jumat. Ia mengatakan, dua karya cipta kerawitan yang paling monomental sanggup dikolaborasi dengan musik-musik dari berbagai negara di belahan dunia. Kedua karya tersebut masing-masing Manika Santi dan Siwa Nada antara lain pernah dikolaborasikan dengan musik India mengiringi pementasan sendratari Ramayana. Gamelan Ciwa Nada merupakan kombinasi antara tari gambuh dan gamelan gambang seperti yang pernah ditampilkan dalam berkolaborasi antara mahasiswa AS-seniman Bali dalam meriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-30 Juni lalu. Perangkat gamelan yang terdiri atas sebelas instrumen antara lain kendang, gong, ceng-ceng dan seruling mampu sebagai penghubung melodi dengan musik-musik dari berbagai negara. Lewat garapan kolaborasi dua kesenian yang berbeda latarbelakang dapat menyatu dalam bingkai harmonis, ujar Wayan Sinti. Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, I Kadek Suartaya, dalam kesempatan terpisah mengemukakan, kolaborasi seni di Bali semakin populer dalam menyongsong era global, karena hal itu mampu memberikan keuntungan, yakni memperkaya aktivitas seni budaya dari dua atau lebih unsur seni yang dipadukan. Kolaborasi umumnya digarap oleh seniman andal dan mapan, yang karya-karyanya mampu memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan seni budaya dimasa mendatang. Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, sejak lama telah menjadi sasaran dalam mengadakan kolaborasi antara seniman barat dan timur. Kolaborasi itu tidak perlu dikhawatirkan akan terjadinya perapuhan terhadap tatanan dan akar budaya. Justru sebaliknya hasil kolaborasi itu mampu menggambarkan kehidupan seni dan budaya di mancanegara serta bisa dinikmati oleh masyarakat dari belahan dunia. Realitas kemajemukan sub-sub budaya Bali yang mengkristal dalam sebuah konsepsi seni pentas yang disebut "prembon" atau penambahan/penggabungan, dalam prakteknya adalah kolaborasi, ujar Suartaya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008