Purworejo (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo, dari tingkat desa sampai kabupaten, menyatakan tidak terlibat dalam proyek penanaman padi Supertoy HL-2 meski mengambil tempat di wilayah kabupaten Purworejo."Pemkab hanya membantu melakukan pengawasan, tidak terlibat dalam kerjasama itu," kata Bupati Purworejo Kelik Sumrahadi di Purworejo, Jumat (5/9).Proyek penanaman padi kerjasama antara PT Sinar Harapan Indopangan (SHI) dengan warga Desa Grabag, Purwerojo, ini menuai kontroversi setelah para petani mengeluh gagal panen.Pemda Purworejo mengawasi proyek tersebut lewat Dinas Pertanian dan Peternakan, dan Dinas Pengairan. Bupati Kelik menyatakan, proyek penanaman padi di areal seluas 103,01 hektar milik 449 petani itu murni kerjasama antara masyarakat Desa Grabag dengan PT SHI asal Jakarta. P.T. SHI memang pernah memaparkan rencana penanaman jenis padi yang sekali tanam bisa panen hingga tiga kali tersebut sekitar tahun 2007, bahkan Bupati mengaku sering hadir saat sosialisasi yang berlangsung dari Oktober hingga Desember 2008. "Saya tidak memberikan instruksi apa pun," kata Bupati.Kepala Desa Grabag Gandung Sumriyadi juga mengaku bahwa PT SHI tidak pernah meminta izin kepadanya saat hendak melakukan ujicoba penanaman padi Supertoy HL-2 di desanya. Meski begitu, PT SHI pernah membuat surat kesanggupan memberi ganti rugi jika petani gagal panen.Penanaman padi Supertoy HL-2 di Desa Grabag ini sendiri berlangsung pada Januari 2008. Pada 17 April 2008 proyek itu berbuah panennya yang pertama. Saat itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri hadir dan berdialog dengan petani tepat di pesawahan tempat supertoy ditanam.Hasil panen padi ternyata di bawah perkiraan yang menyebutkan bisa menghasilkan gabah kering hingga 14,6 ton per hektar. Kenyataannya, yang bisa dipanen hanya 3,5 ton per hektar. Permasalahan memuncak saat panen kedua, ternyata para petani harus mengalami kegagalan panen sehingga mereka resah. Para petani kemudian melakukan aksi di tengah areal persawahan padi Supertoy HL-2 dengan membakar tanaman padi seraya menuntut PT SHI ganti rugi sebesar Rp1,65 miliar. "Padinya gabuk, padahal ini mau lebaran," kata Gandung. Kini, seperti dituturkan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Pemkab Purworejo Jumali, Pemkab sedang melakukan pendataan terhadap gagal panen dalam proyek supertoy tersebut. "Hasilnya kita sampaikan ke pemerintah pusat di Jakarta. Kami mengharapkan ada bantuan benih untuk warga, jenis IR-64 atau Ciherang," kata Jumali. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008