Jakarta (ANTARA News) - Staf khusus Presiden, Heru Lelono meminta PT Sarana Harapan Indopangan (SHI) secepatnya menyelesaikan persoalan dengan petani terkait kasus gagal panen di Desa Grabag Purworejo Jawa Tengah. "Paling lambat, persoalan ini dapat dituntaskan dalam satu minggu mulai sekarang," kata Heru Lelono dalam keterangan pers di Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Jumat. Dia mengemukakan, persoalan kegagalan panen ini juga harus segera diteliti. SHI juga harus segera mendata petani dan mencocokkan dengan isi perjanjian. CEO PT SHI Iswahyudi menyatakan, pihaknya segera meneliti persoalan dengan menurunkan tim ke lokasi di Desa Grabag, Purworejo Jawa Tengah. Dia mengakui, SHI adalah perusahaan yang mengelola benih padi Supertoy, hasil temuan Tuyung Supriyadi. Pada panen pertama bulan April 2008, seluruh petani telah mendapatkan pembayaran secara luas rata-rata Rp2,3 juta per erengan (petak) (atau Rp13,13 juta/hektare). Ada pula yang menerima Rp16 juta lebih. Walaupun telah disosialisasikan kepada petani bahwa PT SHI tidak lagi memberikan bantuan pupuk kepada petani pada persiapan panen kedua, namun kelihatannya sebagian petani berbeda pengertian. Karena itu, SHI akan menyelesaikan persoalan secara bertahap. "Sesuai surat permohonan penggantian kerugian yang dikeluarkan Gandung (Luar Grabag), maka kami segera minta nama-nama petani yang berada di atas tanah 96,2 hektare seperti tercantum dalam surat," katanya. Namun Iswahyudi menyatakan bahwa sejak awal Lurah Grabag tidak pernah terlibat dalam kegiatan ini. "Setelah kami cocokkan dengan daftar nama-nama petani yang telah bersepakat dengan kami dahulu, maka segera mungkin kami temui satu per satu petani yang bersangkutan untuk menyelesaikan masalah tersebut saat itu juga," katanya. Kasus gagal panen di Purworejo ini tidak menyurutkan langkah SHI mengembangkan penelitian di bidang pangan bagi terwujudnya kedaulatan pangan. "Kami akan terus mencari alternatif inovasi bagi kesejahteraan rakyat, apa pun ujian yang kami alami. Mohon semua pihak tidak membawa SHI ketataran politik," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008