Jakarta, (ANTARA News) - Staf Khusus Presiden Heru Lelono marah kepada Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Ahmad Mubarok dalam kasus gagal panen padi jenis Supertoy HL2 di Desa Grabag, Purworejo, Jawa Tengah.
"Saya memang geram dan marah kepada Mubarok," kata Heru Lelono di Jakarta, Jumat.
Ia telah mengetahui adanya pernyataan Ahmad Mubarok di media massa yang minta Heru Lelono dipecat atau mengundurkan diri dari jabatan Staf Khusus Presiden karena dua kasus yang menyeret nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yaitu kasus energi biru (blue energy) dan kasus gagal panen Supertoy HL2 di Desa Grabag.
"Saya ingin Mubarok atau siapa pun yang mengenal saya bahwa saya mendampingi SBY karena komitmen saya dengan SBY," kata Heru.
Ia mengaku bersedia menjadi Staf Khusus Presiden asal jangan diajak ke luar negeri dan jangan dikasih jabatan publik.
"Saya ingin Mubarok tahu itu," katanya.
Heru menyatakan sampai saat ini masih memegang komitmen untuk tetap mendampingi Yudhoyono dan tidak dalam posisi jabatan publik.
"Saya persilakan kalau Mubarok ingin menggantikan saya sebagai staf khusus," katanya.
Ia memahami bila desakan pemecatan atau pengunduran diri bila disampaikan oleh partai oposisi. "Tetapi ini yang menyatakan partainya SBY. Ada apa?" katanya mempertanyakan. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008