Jakarta, (ANTARA News) - Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjasa meminta kepada semua pihak agar melihat masalah kegagalan panen padi Supertoy di Purworejo, Jawa Tengah, secara proporsional. "Hingga saat ini kita sudah miliki ratusan varietas padi. Tapi yang hanya segelintir hektar ini sepertinya republik ini sudah mau kiamat saja," katanya di Jakarta, Jumat. Namun, ia menyatakan masalah tersebut harus dijelaskan duduk persoalannya pada masyarakat oleh pihak yang berwenang sehingga tuntas. "Harus ada penjelasan, bagaimana duduk persoalannya. Mari kita lihat bagaimana menyelesaikannya kan ada aparat di situ, ada pemda, Deptan dan bupatinya," katanya. Menteri Pertanian Anton Apriyantono baru-baru ini mengatakan bahwa uji coba penelitian padi Supertoy harus dihentikan. Petani di Purworejo, Jawa Tengah memprotes padi ini karena panennya tidak sebagus yang dipromosikan. "Penelitian Supertoy harus dihentikan ," kata Anton di Jakarta baru-baru ini.Ketika disinggung tentang kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu yang lalu ke Purworejo untuk memanen padi jenis Supertoy, Hatta mengatakan kehadiran Presiden dalam memenuhi undangan peneliti dan Pemda setempat. "Supaya jangan salah persepsi, saya jelaskan Presiden berkunjung ke Purworejo tersebut diundang oleh Bupati untuk memanen padi hasil temuan oleh seorang putra Indonesia, saya lupa namanya, yang masih dalam penelitian (padinya)," katanya."Karena itu kalau kita mencermati pidato Presiden, itu kan sangat jelas bahwa meminta pada Mentan (Anton Apriyantono, red) untuk melakukan penelitian terhadap padi ini," kata Mensesneg. Ia menambahkan setiap mendapat undangan, Presiden akan memperhatikan dengan baik dan senang bila terkait dengan penelitian. Kepala Negara menghormati penemuan-penemuan yang dilakukan putra Indonesia. "Jadi ini bukan sesuatu yang tiba-tiba. Bapak Presiden itu diundang, dan Presiden selalu kalau diundang itu dilihat dan selalu ingin penuhi undangan," katanya. Staf Khusus Presiden Yudhoyono, Heru Lelono menjabat sebagai Komisaris PT Sarana Harapan Indopangan(SHI).(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008