Bordir bertuliskan Suedeson inilah yang menjadi ciri khas yang tak akan bisa dimiliki rancangan lain."
Jakarta (ANTARA) - Desainer muda Kimberly Tandra menghadirkan rancangan busana ready-to-wear atau siap pakai, padahal sebelumnya tema adibusana (haute couture) telah menjadi ciri khas perempuan berusia 21 tahun itu.

Ide peralihan brand Suedeson dari busana haute couture ke sesuatu yang lebih wearable datang setelah dia ikut New York Fashion Week 2018. Menurut Kimberly, banyak pecinta mode yang menginginkan Suedeson untuk bisa digunakan sehari-hari.

"Peralihan busana couture menjadi ready-to-wear merupakan ide yang diberikan oleh pelanggan setia Suedeson. Saya sendiri enggak menyangka bisa mendapatkan respon dan dukungan yang luar biasa makanya saya memberanikan diri untuk meluncurkan Suedeson ready-to-wear," ujar Kimberly melalui keterangan resmi yang diterima Antara, Sabtu.

Sebagai koleksi perdana, Suedeson merilis tema "Anthesis". Anthesis sendiri memiliki filosofi yang mendalam yakni dari kuncup menjadi mekar. Hal ini sejalan dengan harapan serta impian Kimberly agar bisa menaklukkan industri fesyen dalam dan luar negeri.

Ada 12 tampilan alias looks dalam koleksi ini yang terdiri dari blouse, jaket, scraf, coat, dress, rok, atasan dan celana. Semua koleksi didesain sangat simpel dan multifungsi sehingga bisa digunakan dalam berbagai acara.

Koleksi Anthesis ini terbagi atas dua bagian, yang pertama gaya busana simpel bernuansa safari yang kini sedang tren. Lalu yang kedua merupakan busana siap pakai dengan motif garis bernuansa warna kehidupan di bumi (earthtone).

Ada juga motif padi yang menggambarkan identitas orang Indonesia yang selalu rendah hati, kemudian adapula motif ayam kate yang merupakan binatang peliharaan Kimberly. Materi yang digunakan pada koleksi ini, diantaranya Gabardin, satin, polyester, katun, dan beberapa bahan yang lebih wearable.

Seluruh koleksi memiliki desain dan potongan asimetris yang menjadi salah satu ciri khas rancangan Kimberly. Selain itu, ia menyuguhkan detail-detail yang terdapat pada garis maupun motif memiliki keistimewaan, yakni bordir buatan tangan (handmade) bertuliskan Suedeson.

"Bordir bertuliskan Suedeson inilah yang menjadi ciri khas yang tak akan bisa dimiliki rancangan lain. Karena, aku membuatnya secara handmade satu demi satu," jelas lulusan ESMOD Jakarta ini.

Koleksi dari Kimberly Tandra ini bisa dilihat di Fashionlink Senayan City, harganya mulai dari Rp400 ribu hingga Rp3 juta.



Baca juga: Tetap santai tapi sopan dengan midaxi

Baca juga: Baju H&M tak laku senilai 4,3 miliar dolar AS

Baca juga: Hampir 20 tahun berkarya, Zac Posen tutup label fesyennya

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019