"Kebijakan ini dalam rangka mendukung program pemerintah memajukan masyarakat Papua, diwujudkan melalui jalur pendidikan," kata Ketua Panitia Khusus Majelis Rakyat Papua (PANSUS-MRP) Edison Tanate dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Peneliti: Sekolah asrama baik untuk menanamkan nasionalisme anak Papua
Dikatakan, 16 calon taruna tersebut adalah orang terpilih yang telah melalui berbagai seleksi dan berharap besar kepada tim afirmasi dalam menjaga serta mendidik putra-putri mereka.
Edison meminta kesediaan dari pihak STMKG untuk memberikan bantuan kepada putra-putri mereka.
Ketua STMKG I Nyoman Sukanta mengatakan pihaknya telah membuat sistem pengajaran untuk mempercepat proses pemahaman dengan cara membentuk kakak asuh dan orang tua asuh. Hal itu untuk membantu proses pendidikan taruna hasil afirmasi dari Papua tersebut.
Baca juga: Ketika Jokowi ditarik anak-anak di sekolah rusak Desa Kemiri Papua
"Kakak asuh diambil dari taruna senior berprestasi yang bertugas untuk membantu membimbing dalam proses belajar mengajar, memotivasi, mengarahkan, mengenalkan sistem kedisiplinan yang diterapkan di STMKG, dan mengajak bersosialisasi ke masyarakat di sekitar tempat tinggal,"kata Nyoman.
Lebih lanjut, Nyoman mengatakan orang tua asuh bertugas untuk mengevaluasi, mengawasi proses belajar mengajar dan bimbingan yang diberikan oleh taruna senior. Orang tua asuh juga agar memberi motivasi agar taruna tetap semangat dan berhasil dalam mengikuti pendidikan di STMKG.
Dia berharap setelah menempuh pendidikan di STMKG agar taruna jalur afirmasi bisa menjadi contoh yang baik untuk para pelajar di Papua dan sebagai kader utama dalam membangun daerahnya kelak.
Baca juga: Guru pedalaman Papua prihatin dengan anak-anak usia sekolah
Baca juga: Billy Mambrasar anak penjual kue di Papua menuju Harvard
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019