Lisabon (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice Jumat melakukan kunjungan ke Libya yang merupakan kunjungan pertama menteri luar negeri AS dalam 55 tahun terakhir dan mengisyaratkan membaiknya hubungan antara kedua negara. Hubungan mulai menghangat setelah Libya menyerahkan program senjata pemusnah massalnya pada 2003.Rice mengunjungi negara itu setelah Libya memberi paket kompensasi berupa klaim-klaim resmi para korban AS dan pemboman Libya. Dalam kunjungan ini, Rice dijadwalkan bertemu dengan pemimpin Libya Muammar Gaddafi dan ikut berbuka puasa dengannya. Rice dan Gaddafi yang oleh presiden AS Ronald Reagan dijuluki sebagai `anjing gila dari Timur Tengah`, antara lain akan membahas berbagai masalah termasuk pernyataan keprihatinan atas persoalan hak asasi manusia (HAM), konflik regional di Chad dan Sudan, serta kudeta di Mauritania. Jurubicara Departemen Luar Negeri AS Sean McCormack mengatakan, kunjungan Rice ke Libya adalah kunjungan pertama pejabat AS sejak Menteri Luar Negeri AS John Foster Dulles ke Libya pada Mei 1953. Rice berkunjung ke Libya setelah singgah dahulu semalam di Lisabon, Portugal. Ia akan mendesak Gaddafi untuk membicarakan soal ganti-rugi yang ditandatangani 14 Agustus lalu. Sampai kini belum ada klaim yang telah dibayarkan, namun ketua perunding AS dengan Libya, David Welch, optimistis pembayaran ganti-rugi korban pesawat yang ditembak Libya itu akan segera dilaksanakan. Libya secara resmi menyediakan dana itu Rabu dan seorang pejabat senior AS mengatakan, pembayaran itu mungkin akan dilakukan `dalam beberapa hari` ini. Warga AS yang meninggal dalam aksi pemboman pesawat Pan Am bernomor penerbangan 103 di atas Lockerbie, Skotlandia, mencapai 270 orang, sedangkan serangan terhadap satu pub di Berlin tahun 1986 menewaskan tiga orang dan melukai 229 orang lainnya. Perundingan itu juga membahas kompensasi terhadap orang-orang Libya yang tewas pada 1986, ketika pesawat tempur AS membom Tripoli dan Benghazi. Empat puluh orang tewas dalam kasus itu. Di Tripoli, Rice juga akan menandatangani kesepakatan dalam bidang perdagangan dan investasi. Namun beberapa pakar mengatakan, pesan utama adalah mengisyaratkan dibukanya baru hubungan AS-Libya setelah selama beberapa puluh tahun saling curiga dan berbalas aksi kekerasan. Setelah berkunjung ke Tripoli, Rice akan melawat Tunisia, Aljazair dan Maroko sebelum kembali ke Washington 7 September. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008