Jakarta (ANTARA News) - Penurunan harga minyak dunia yang sempat menyentuh 105 dolar AS per barel dapat menurunkan kebutuhan subsidi BBM dan listrik sehingga defisit anggaran akan bisa lebih kecil dari proyeksi sementara 1,6 - 1,7 persen atau sekitar Rp82,3 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani, di Jakarta, Kamis, seusasi memimpin rapat koordinasi dengan BI Kamis mengatakan, defisit 1,6 - 1,7 persen tersebuit dihitung berdasarakan harga minyak mentah Indonesia secara rata-rata per tahun sebesar 130 dolar AS oper barel. "Sampai Agustus 2008 rata-rata ICP (Indonesia crude price/harga minyak mentah Indonesia) sekitar 122 dolar AS per barel," kata Menkeu. Menurut Menkeu jika rata-rata harga ICP turun berarti perhitungan subsidi BBM dan listrik yang mencapai sekitar Rp234 triliun akan berkurang. "Kalau BBM tergantung konsumsinya, kalau listrik tergantung dari volume grossnya. Kalau basenya harga yang digunakan baik PLN maupun BBM maka realiasai subsidi bisa lebih rendah," katanya. Namun demikian dia mengingatkan penurunan harga ICP juga pasti akan dikuti oleh penurunan penerimaan pajak dan penerimaan negara bukan pajak dari minyak dan gas serta sumber daya alam lainnya. "Hanya nettonya masih positif," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008