"Bangsa ini sudah capek dengan segala intrik yang mengundang sinisme satu sama lain, kecurigaan satu sama lain hingga kita berkunjung ke kawan (PKS). Ini bangsa model apa seperti ini? Tingkat diskursus politik yang paling picik di negeri ini. Hubungan rangkulan dan tali silahturahmi politik dimaknai dengan berbagai macam tafsir dan kecurigaan," kata Surya Paloh saat memberikan sambutannya pada Pembukaan Kongres II Partai NasDem di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat malam.
Baca juga: Mencermati zig-zag politik Surya Paloh
Sementara, kata dia, Indonesia menganut sebuah sistem nilai-nilai demokrasi yang begitu liberal, tapi dalam praktiknya begitu ortodok konservatif.
"Ada paradoks di situ. Kita bilang kita mau maju, tapi kita melangkah ke belakang. Mari kita bermusyawarah dan bergotong-royong, tapi kita hanya bilang akulah yang lebih penting yang lainnya biar mati semua," kata Surya.
Baca juga: Surya Paloh tegaskan Partai NasDem tak hanya pentingkan partai koalisi
Sikap yang ditunjukkan dengan kecurigaan, kata dia, semakin menjauhi nilai-nilai yang namanya Pancasila.
"Pancasila sebagai pegangan kita. Tapi kita tidak laksanakan. Itu ngakunya partai nasionalis, partai yang pancasilais, ya buktikan saja. Rakyat membutuhkan pembuktian partai mana yang paling menanamkan nilai-nilai Pancasila. Kalau partai yang masih mengundang cynical propaganda yang kosong mengajak berkelahi satu sama yang lainnya, ah yang pasti itu bukan Pancasilais itu," ujar Surya.
Baca juga: Pengamat menilai manuver politik NasDem karena situasi politik
Di hadapan 8.000 kader, Surya mengingatkan bila Partai NasDem mau dikenal sebagai partai yang pancasilais, pertama, bersikaplah rendah hati, rangkul teman, salam teman, tawarkan pikiran-pikiran sama teman, jangan musuhi teman.
"Nah itu baru namanya mengamalkan nilai-nilai Pancasila," tutur Surya Paloh.
Baca juga: Surya Paloh sebut demokrasi sehat butuhkan "checks and balances"
Baca juga: Sohibul tegaskan fungsi parlemen saat bertemu Surya Paloh
Baca juga: Pengamat tak yakin Nasdem keluar gerbong koalisi Jokowi
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019