Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Boediono mengatakan, kenaikan suku bunga acuan (BI rate) 25 basis poin menjadi 9,25 persen karena untuk mengendalikan peningkatan permintaan secara agregat yang mendorong kenaikan harga. "Itu untuk mengendalikan supaya permintaan tidak melonjak," katanya di Jakarta, Kamis. Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis, memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 9,25 persen. Ini berarti telah mengalami lima kali kenaikan sejak Mei 2008. Dalam BI melihat ancaman terhadap inflasi masih tinggi, sehingga kenaikan suku bunga acuan menjadi salah satu instrumen kebijakan yang diambil. "Sampai saat ini, tekanan inflasi di dalam negeri dirasa masih kuat, terutama sebagai akibat dari permintaan yang tumbuh cepat," kata Boediono dalam kesimpulan rapat dewan gubernur. Menurut dia, BI tetap mewaspadai tekanan kenaikan harga energi, pangan dan komoditi di pasar dunia meski saat ini telah mereda. "Bank Indonesia memandang perlu untuk menjaga dan mengamankan agar permintaan tetap tumbuh dalam jalur yang aman bagi pencapian sasaran dan kestabilan ekonomi pada umumnya dalam jangka menengah," katanya. Ia mengatakan, untuk mencapai tujuan tersebut BI akan mengoptimalkan penggunaan seluruh instrumen kebijakan moneter yang tersedia.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008