Ciamis (ANTARA) - Warga yang rumahnya terdampak pergerakan tanah di Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, berharap pemerintah merelokasi mereka ke tempat yang lebih aman menjelang musim penghujan.

"Takutnya kalau musim hujan terjadi longsor, makanya kami harap bisa diungsikan," kata Ana (43), warga Desa Kadupandak, Ciamis, Jumat.

Rumah Ana dinding dan lantainya retak akibat pergerakan tanah. Menurut Ana, kerusakan rumahnya semakin hari semakin parah, membuat dia semakin khawatir.

"Retak-retaknya tidak sekaligus tapi perlahan, awalnya lantai, lalu dinding retak, kusen juga ketarik," katanya.

Ia berharap pemerintah daerah segera turun tangan membantu warga terdampak pergerakan tanah, yang merasa tidak tenang tinggal di daerah bencana.

Ana mengaku terpaksa tetap menempati rumahnya karena khawatir merepotkan saudara kalau mengungsi ke tempat tinggal mereka.
​​​​​​​
"Tak mau merepotkan saudara atau tetangga, jadi tetap saja tinggal di sini," kata Ana.

Sebagaimana Ana, Wawan ingin berpindah ke tempat yang lebih aman supaya bisa tidur dengan tenang, tidak dibayangi kekhawatiran menghadapi bencana, pada malam hari.

"Kalau ada tenda juga tidak apa-apa, yang penting aman," katanya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis mencatat 251 rumah warga rusak akibat pergerakan tanah di Kecamatan Tambaksari, Ciamis.

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Ciamis Ahmad Sudrajat mengatakan, BPBD masih menunggu informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengenai kondisi tanah di daerah tersebut serta rekomendasi mereka kepada pemerintah daerah.

"Masih dikaji sehingga nanti ada rekomendasi tindakan yang harus dilakukan, apakah harus relokasi atau tidak," katanya.

Baca juga:
Jalan penghubung antarkampung di Sukabumi putus akibat pergerakan tanah
BPBD Lebak belum cabut tanggap darurat pergerakan tanah

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019