"Hotspot (titik panas) memang bukan berarti suatu wilayah terjadi kebakaran lahan, namun faktanya kabut asap masih terlihat di sejumlah titik," kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin Bayu Kencana Putra di Banjarbaru.
Citra satelit menunjukkan titik panas terpantau di Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, dan Kabupaten Tabalong.
Pada Jumat siang hingga sore hari, asap tebal masih membumbung tinggi di sekitar kawasan Kecamatan Gambut di Kabupaten Banjar dan Kecamatan Liang Anggang di Kota Banjarbaru.
Di Jalan Lingkar Utara Banjarbaru yang merupakan jalan utama menuju Bandara Syamsudin Noor, lahan kosong yang ditumbuhi pohon-pohon cukup besar terbakar.
Baca juga: Polda Kalimantan Selatan tingkatkan koordinasi tangani kebakaran hutan-lahan
Tim Brigade Dakarhutla Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kayu Tangi dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan berjibaku memadamkan api di lahan tersebut, yang berada tepat di sebelah area penanaman pohon serentak se-Kalimantan Selatan dalam Gerakan Pemulihan Daerah Aliran Sungai pada 25 Oktober 2019.
Dinas Kehutanan mengerahkan satu truk tangki dan satu mobil patroli untuk mendukung upaya pemadaman kebakaran lahan.
"Makanya lahan yang sudah dilakukan penanaman kembali ini sangat kita jaga. Jangan sampai ikut terbakar. Saya perintahkan personel siaga terus jangan lengah," kata Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan Hanif Faisol Nurrofiq.
Hujan sempat turun di Kota Banjarbaru dan sekitarnya pada Jumat sore, namun hanya dalam waktu singkat. Setelah hujan, kabut asap semakin pekat, berbau, dan membuat tenggorokan terasa tidak enak.
Baca juga: Kabut asap makin tebal selimuti sebagian Kalimantan Selatan
Pewarta: Firman
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019