“Saya yang semula mengajukan saat ada informasi seleksi Orang Tua Hebat dari kementerian. Saya, sebagai anak merasa tertarik dan ingin agar orang tua juga bisa meraih penghargaan,” kata Miftahudin Nur Ihsan di Yogyakarta, Jumat.
Penghargaan Orang Tua Hebat 2019 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut diserahkan di Balai Kartini Jakarta pada Rabu (6/11).
Baca juga: Orang tua hebat pencetak anak berprestasi
Menurut dia, kedua orang tuanya mampu memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Orang Tua Hebat, di antaranya mampu melakukan pendidikan, pengasuhan, dan bimbingan kepada anak sehingga anak mendapat prestasi akademik, prestasi sesuai minat dan bakat, serta mampu melakukan pembiasaan sikap yang baik kepada keluarga dan membentuk anak berkarakter.
“Saya kira, kedua orang tua saya patut dijadikan panutan. Apalagi, kami berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Masuk sebagai penerima KMS,” katanya.
Meskipun mengalami keterbatasan ekonomi, namun Ihsan menyebut bahwa hal itu tidak menjadi penghalang bagi kedua orang tuanya untuk terus mendorong keempat anaknya untuk memperoleh pendidikan setinggi-tingginya tanpa membuat anak merasa terpaksa atau tertekan.
Keempat anak dari pasangan Orang Tua Hebat 2019 tersebut menorehkan prestasi akademik dan non akademik yang cukup gemilang.
Ihsan saat ini tercatat sedang mengikuti pendidikan S2 MBA melalui beasiswa LPDP di Magister Manajemen UGM. Selain itu, selama berkuliah S1 di UNY, Ihsan tercatat memenangkan 13 penghargaan karya tulis ilmiah tingkat nasional dan saat ini pun merintis usaha batik tematik dengan merk “Smart Batik Indonesia”.
Batik produksinya sudah memenangkan sejumlah penghargaan di antaranya dari Kementerian Perindustrian, Bekraf, dan UNESCO untuk creative youth pada 2018.
Sedangkan putra kedua, Khoirudin Nur Kholifah kini melanjutkan pendidikan Mekatronika UNY dengan beasiswa bidikmisi. Selama berkuliah, ia juga mengantongi berbagai penghargaan di bidang robotika, dan lomba karya tulis ilmiah.
Sementara itu, putra ketiga Achmad Syarifuddin Nur Said sedang menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Yogyakarta, dan anak terakhir Fakhrunnisa Nur Azizah menempuh pendidikan di SD Muhammadiyah Purwodiningratan kelas 1.
“Bagi kami, penghargaan yang diterima orang tua membuat kami bangga. Orang tua juga senang, karena ini pertama kali mereka menginjakkan kaki di Jakarta dan naik pesawat,” katanya.
Sementara itu, Supriyadi mengatakan, ada beberapa hal yang selalu menjadi acuan dalam mendidik anak dengan baik yaitu penanaman nilai agama dan moral sejak dini, misalnya mengajarkan shalat dan membaca Al Quran.
“Saya pun berusaha semaksimal mungkin untuk memastikan agar anak-anak memperoleh pendidikan terbaik meskipun beberapa kali harus utang. Pendidikan adalah hal yang sangat penting dan harus diutamakan,” katanya.
Supriyadi mengatakan, dengan pendidikan maka wawasan anak akan menjadi semakin luas sehingga memiliki kesempatan yang lebih tinggi untuk bekerja atau membuka lapangan kerja.
“Apapun minat dan keinginan dari anak-anak tentu didukung asalkan baik dan benar. Kami juga tidak pernah memaksa anak kuliah di jurusan tertentu,” katanya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019