Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Pri Agung Rakhmanto meminta tim pemerintah fokus pada tiga hal dalam proses renegosiasi kontrak gas alam cair (liquified natural gas/LNG) Tangguh. "Tidak ada jalan lain, pemerintah harus sungguh-sungguh dan berani bernegosiasi untuk memperbaiki kontrak bermasalah tersebut," katanya di Jakarta, Kamis. Menurut dia, dari ketiga hal yang mesti menjadi fokus adalah penghilangan batas atas dalam penentuan harga. Selanjutnya, penerapan ketentuan kewajiban pasok ke dalam negeri (domestic market obligation/DMO) dan fleksibilitas kontrak seperti kontrak dapat ditinjau kembali setiap dua tahun. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah membentuk tim renegosiasi kontrak LNG Tangguh yang diketuai Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati Menurut Pri, pemakaian batas atas harga LNG Tangguh, sangat merugikan Indonesia, karena membuat harga gas menjadi rendah. Saat kontrak ditandatangani tahun 2002, batas atas yang dipakai 25 dolar AS per barel, sehingga harga gas rata-rata hanya 2,4 dolar AS per MMBTU. Tahun 2006, saat renegosiasi Tangguh, batas atas masih dipakai lagi yakni 38 dolar AS per barel, sehingga harga gas hanya naik ke 3,35 dolar AS per MMBTU. Padahal, harga gas Kilang Bontang ke Jepang saat ini mencapai 20 dolar AS per MMBTU. Wapres Jusuf Kalla mengatakan, dengan harga yang rendah itu, negara merugi 75 miliar dolar AS selama 25 tahun masa kontrak Tangguh. (*)

Copyright © ANTARA 2008