harapannya, mobil ini benar-benar bisa diproduksi massal dalam waktu dekat
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Prototype mobil listrik hemat energi Mekatronic karya mahasiswa Fakultas Teknik Mesin Universitas Muammadiyah Malang (UMM), Renggi Ahmad Rimeldi, diharapkan bisa diproduksi secara massal.
Renggi Ahmad Rimeldi di Malang, Jumat, mengaku punya mimpi besar menggarap proyek mobil listrik pribadi yang mampu menembus pasar luar negeri.
"Kami melihat ceruk pasar mobil listrik keluarga yang kami namai Genetro E.V. Konsep mobil listrik keluarga ini berkapasitas penumpang tiga orang dengan kecepatan maksimal yang mampu dijangkau 60 km/jam," katanya.
Driver andalan tim mobil hemat energi yang menjuarai ajang Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) di Padang, Sumatera Barat tahun 2018 itu mengatakan, penggerak mobil listrik itu menggunakan motor listrik dengan bodi serat karbon.
Baca juga: Menristek dorong potensi sisa garam untuk baterai mobil listrik
Baca juga: Mengenal mobil listrik Toyota yang "mungkin" dibawa ke Indonesia
Tak main-main, saat menjadi driver mobil hemat energi Mekatronic Team di Padang, Renggi berhasil memecahkan rekor Asia dan dunia dengan efesiensi energi listrik mencapai jarak tempuh 335 km/kWh.
Dari situ ia mulai berpikir untuk bisa mengembangkan mobil listrik hemat energi milik sendiri agar bisa dimutakhirkan.
Setelah menorehkan banyak gelar prestisius, ia ingin UMM memiliki lembaga riset yang yang fokus pada pengembangan mobil listrik.
Mobil yang diimpikan itu berkonsep mobil keluarga, lanjutnya, sehingga dilengkapi audio-video, AC, kamera parkir, spion kamera, power window.
Selain kawan dan dosennya, Renggi mengaku banyak mendapat masukan dari sosok Pak Aji, utamanya terkait desain bodi.
Pak Aji yang diceritakannya merupakan salah seorang seniman perupa Malang Raya, termasuk soal pembuatan desain bodi mobil tim dari UMM yang diperlombakan di sejumlah laga KMHE.
Baca juga: Nikel dan peluang Indonesia menguasai pasar global
Baca juga: Menhub minta Gojek-Grab gandeng produsen lokal bangun mobil listrik
Niatan awal Renggi menggarap proyek pribadi ini untuk menuntaskan tugas akhir kuliah. Namun, dalam sebuah kesempatan bertemu dengan Ricky Elson, seorang ilmuan mobil listrik kenamaan Indonesia, Renggi diberi wejangan untuk punya mimpi lebih besar, ketimbang sekedar menuntaskan tugas akhir saja.
"Banyak yang meragukan Indonesia bisa membuat mobil listrik. Dorongan dari tokoh panutan saya itu, saya optimistis bisa melanjutkan mimpi besar Bang Ricky," ungkap putra pasangan Euis Yuliantini dan Hendra Rimeldi.
Sejak pertemuan itu, ia bertekad menyeriusi proyek yang telah dia mulai sebelumnya.
Sejauh ini, proyek yang sudah berlangsung selama enam bulan ini hanya mengandalkan kocek pribadinya. "Jika dihitung, ia sudah menghabiskan dana belasan juta rupiah," katanya.
Baca juga: Beijing ganti 20.000 taksi lama dengan mobil listrik
Baca juga: Ambisi Toyota mengejar "ketertinggalan" pengembangan mobil listrik
Dana itu didapatnya dari hasil usaha yang dia rintis sebelumnya. Mulai dari usaha kuliner, hingga usaha di bidang sandang atau pakaian.
Renggi menargetkan awal tahun 2020, saat dirinya wisuda, proyek ini sudah rampung dan mulai diperkenalkan kepada masyarakat.
"Saya terbuka jika ada perusahaan atau investor yang akan turut andil dalam proyek ini. Harapannya, mobil ini benar-benar bisa diproduksi massal dalam waktu dekat," kata Renggi.
Spesifikasi lain mobil garapan Renggi tersebut, di antaranya Velk Ring 16
Power steering
Panjang : 3200 mm
Lebar : 1650 mm
Tinggi : 1450 mm
Wheell base : 2200 mm
Ground clearance : 140 mm
Baca juga: Teknologi "ultra-fast" mampu charging mobil listrik 20 menit
Baca juga: PLN UID Jatim dorong penggunaan mobil listrik
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019