Kupang, Nusa Tenggara Timur (ANTARA) - Sebanyak 20 sekolah dasar di Pulau Sumba menggunakan bahasa daerah dalam kegiatan belajar mengajar guna memudahkan siswa mengikuti proses pembelajaran, kata Provinsial Manajer Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) Nusa Tenggara Timur Hironimus Sugi.

Hironimus Sugi mengatakan bahwa bahasa daerah telah digunakan dalam kegiatan belajar mengajar pada kelas awal di 11 sekolah dasar di Kabupaten Sumba Barat Daya dan sembilan sekolah dasar di Kabupaten Sumba Timur.

"Penggunaan bahasa daerah untuk memudahkan siswa beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru, karena pada umumnya siswa kelas awal kesulitan mengikuti pembelajaran di sekolah karena terkendala bahasa," katanya kepada wartawan di Kupang, Jumat.

Ia menambahkan, penggunaan bahasa daerah dalam kegiatan belajar mengajar di kelas awal sekolah dasar sudah mulai dilakukan di Pulau Sumba sejak September 2018.

"Penggunaan bahasa daerah dalam kegiatan pendidikan siswa untuk kelas awal ternyata lebih efektif, siswa lebih antusias mengikuti kegiatan belajar, dan guru lebih mudah dalam membimbing siswa," katanya.

Ia menjelaskan, penggunaan bahasa daerah dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar pada kelas awal sekolah dasar karena umumnya anak-anak di Pulau Sumba menggunakan bahasa daerah dalam kegiatan sehari-hari sehingga membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan penggunaan bahasa Indonesia dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
​​​​​​​
"Banyak yang mengatakan para siswa bisa menggunakan bahasa Indonesia tetapi kenyataannya di desa-desa pelosok tidak demikian. Apabila guru mengajar tanpa mempertimbangkan aspek bahasa, maka proses pendidikan bagi siswa kelas pertama tidak optimal," demikian Hironimus Sugi.

Baca juga:
Kemendikbud petakan 718 bahasa daerah
Kemenag sudah terjemahkan Alquran ke 20 bahasa daerah

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019