Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian (Deptan) mengungkapkan, selama Januari-Agustus 2008 luas areal pertanaman padi secara nasional yang mengalami kekeringan mencapai 277.473 hektar (ha).Direktur Perlindungan Tanaman Ditjen Tanaman Pangan Deptan, Ati Wasiati, di Jakarta, Rabu, menyatakan, berdasarkan laporan yang masuk hingga 1 September 2008 dari luas itu sekitar 75.047 ha tanaman padi gagal panen atau puso."Luas tanaman padi yang terkena kekeringan tahun ini lebih rendah dibanding periode sama tahun lalu," katanya.Pada 2007, luas persawahan padi yang terkena kekeringan mencapai 344.226 ha dengan tingkat gagal panen seluas 39.812 ha.Sedangkan areal pertanaman yang mengalami kekeringan selama Musim Kemarau (MK) 2008 (April-Agustus) dilaporkan, seluas 263.165 ha yang mana 72.858 ha mengalami gagal panen. Menurut Ati, daerah utama yang mengalami kekeringan yakni di Provinsi Jawa Barat (141.886 ha), Banten (53.331 ha), Jawa Tengah (36.825 ha), Jawa Timur (14.570 ha) dan Sumatera Utara (6.421 ha). Luas kekeringan yang terjadi selama MK 2008 lebih tinggi dibanding MK 2007 yang hanya 106.450 ha begitu juga untuk tanaman yang gagal panen pada periode sama tahun lalu lebih rendah dari yakni 26.106 ha. Menyinggung dampak kekeringan terhadap pencapaian produksi padi nasional tahun ini, dia mengatakan, dalam menetapkan target produksi pemerintah telah memperhitungkan faktor banjir, kekeringan maupun serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Namun demikian, Ati mengakui, target peningkatan produksi nasional sebesar 5 persen pada tahun ini kemungkinan hanya tercapai 2 persen. Dikatakannya, saat ini pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi kekeringan diantaranya perencanaan budidaya pertanaman baik pemilihan komoditas, varietas, waktu tanam, teknik bercocok tanam maupun penanganan pasca panen. Meningkatkan penyuluhan tentang pemanfaatan informasi iklim melalui Sekolah Lapang Iklim (SLI) dan manajemen usaha tani. Memperbaiki sarana/jaringan irigasi primer, sekunder maupun di tingkat usaha tani dan pedesaan yang rusak serta perencanaan dan penyiapan sarana produksi terutama benih dan pupuk yang diperlukan pada MK 2008.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008