Nairobi (ANTARA News) - Kelompok perompak membajak sebuah kapal layar Perancis di lepas pantai Somalia dan menyandera orang-orang yang berada kapal itu, kata laporan-laporan, Rabu. Pemerintah Perancis membentuk sebuah tim krisis untuk menangani insiden itu dan mendesak para penculik membebaskan sandera-sandera tersebut. Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan, dua warganegaranya berada di kapal itu, yang dibajak di Teluk Aden, sebelah utara negara Tanduk Afrika yang dilanda kekerasan itu. Kapal Carre d`as yang terdaftar Venezuela itu -- sebuah kapal pesiar dengan panjang 16 meter -- dibajak pada Selasa larut malam, kata satu sumber kementerian itu di Paris kepada AFP, namun masih belum jelas berapa orang yang berada di kapal tersebut. Pembajakan di lepas pantai Somalia meningkat dalam tiga bulan terakhir. Dua orang Jerman yang ditangkap di sebuah kapal pesiar dibebaskan belum lama ini, tampaknya setelah uang tebusan dibayar. Pada April, pasukan komando Perancis menyerbu sebuah kapal pesiar mewah dan menangkap enam perompak setelah membebaskan para sandera. Satu delegasi pejabat dari daerah semi-otonomi utara Puntland telah pergi ke pelabuhan Eyl untuk menyelidiki pembajakan terakhir itu, kata BBC. Puntland awal tahun ini memberlakukan hukuman mati bagi pelaku pembajakan dan mengecam pembayaran uang tebusan dengan mengatakan, hal itu akan mendorong para pembajak. Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak berdaya menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka. Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka. Somalia dilanda kekerasan sejak penggulingan diktator Mohamed Siad Barre pada 1991. Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikananan Puntland Ahmed Saed Ali Nur. Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun ini, demikian dpa.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008