Jakarta (ANTARA News) - Sebuah delegasi dari Komite Parlemen Swedia yang membidangi luar negeri akan mengunjungi provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagai bagian dari lawatan mereka di Indonesia yang berlangsung sejak 1 September.Delegasi yang diketuai Kerstin Engle dari Partai Sosial Demokratik dan beranggota Ann-Marie Palsson (Partai Moderat), Hans Linde (Partai Kri), Carin Runeson (Partai Sosial Demokrat) akan berada di Aceh selama dua hari mulai 4 September, demikian siaran pers Kedubes Swedia di Jakarta, Rabu."Delegasi ini merampungkan lawatannya di Indonesia dengan kunjungan ke Aceh untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan terakhir di sana dan juga usaha-usaha restrukturasi dan rehabilitasi di wilayah yang pernah dilanda tsunami," katanya. Sejak bencana tsunami dan gempa bumi pada Desember 2004, Swedia telah memberikan sumbangan hampir 42 juta dolar AS untuk mendukung berbagai proyek dan program di Aceh dan Nias (Sumatera Utara). Swedia telah menyediakan 12,9 juta dolar dalam bentuk bantuan kemanusiaan melalui berbagai organisasi seperti UNDP, UNICEF, dan badan-badan Swedia. Swedia juga anggota aktif Dana Multi Donor bagi Aceh dan Nias (MDF) dan menyumbang 20,9 juta dolar AS untuk dana itu. MDF adalah badan koordinasi yang mengumpulkan sumber daya dari 15 negara donor dan mengelola disain dan pelaksanaan berbagai proyek pembangunan kembali berdasarkan prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. MDF membantu menjamin sumber-sumber daya itu dikelola dengan efektif dan dalam pelaksanaannya dilakukan terkoordinasi dan transparan. Masih dalam kaitan Aceh, negara Eropa ini juga mendukung proses perdamaian di provinsi itu, yang menyediakan pondasi kuat bagi proses rehabilitasi dan rekonstruksi. Dana senilai 7 juta dolar dikucurkan melalui Misi Pemantauan Aceh yang diketuai Uni Eropa. Organisasi itu membantu dan mendukung proses perdamaian di Aceh setelah perjanjian damai ditandatangani oleh pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka pada Agustus 2005. Sejumlah pejabat pemerintah Swedia seperti Menteri Pengembangan Carin Jamtin telah berkunjung ke NAD. Kunjungan delegasi anggota parlemen Swedia ke Indonesia ini yang didampingi Dubes Swedia untuk Indonesia A.M. Bolin Pennegard bertujuan mendapatkan informasi paling akhir tentang Indonesia. Mereka bertemu dengan beberapa pejabat tinggi negara seperti Meneg KLH Rachmat Witoelar, Sesjen Deplu RI Imron Cotan, Ketua DPR Agung Laksono, akademisi dan aktivis LSM. Dalam bidang perdagangan dengan Indonesia, Swedia biasanya mengalami surplus. Impor dari Indonesia ke negara itu mengalami penurunan beberapa tahun terakhir. Tahun 2007 Swedia membeli barang-barang Indonesia senilai 1,2 miliar SEK (sekitar 199 juta dolar AS). Impor Swedia terutama pakaian, furnitur dan sepatu dan ekspor negara itu terdiri atas peralatan telekomunikasi, mesin dan produk-produk rekayasa senilai 4,3 miliar SEK (712 juta dolar) tahun 2007.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008