Jumlah kelurahan atau wilayah yang menjalankan program Lele Cendol dan Lorong Sayur terus bertambah

Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta terus menggencarkan program Lorong Sayur dan Lele Cendol sebagai salah satu upaya yang bisa dilakukan masyarakat perkotaan untuk mendukung ketahanan pangan keluarga di tengah terbatasnya lahan pertanian.

“Jumlah kelurahan atau wilayah yang menjalankan program Lele Cendol dan Lorong Sayur terus bertambah. Semuanya pun tetap aktif menjalankan program tersebut dan bisa panen secara rutin,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, saat ini sudah ada sebanyak 1.429 kolam Lele Cendol yang tersebar di seluruh kelurahan di Kota Yogyakarta atau meningkat cukup signifikan dibanding jumlah kolam yang terdata pada akhir Agustus, yaitu 800 kolam.

Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta berharap, setiap kelurahan setidaknya memiliki 60 kolam Lele Cendol. Namun, kondisi di tiap wilayah berbeda-beda sehingga ada kelurahan yang memiliki 120 kolam, tetapi ada pula kelurahan yang memiliki kurang dari 60 kolam. Di Kota Yogyakarta terdapat 45 kelurahan.

Sedangkan untuk Lorong Sayur, lanjut Sugeng, juga sudah tersebar di seluruh kelurahan dan mampu melakukan panen yang hasilnya dapat dikonsumsi sendiri atau dijual. “Untuk lele, bahkan sudah ada pasarnya sendiri,” katanya.

Sugeng menambahkan, program ketahanan pangan tersebut akan terus dikembangkan pada tahun depan, khususnya untuk meningkatkan kualitas pengelolaannya sehingga produksi dari tiap kelompok pun akan meningkat.

Beberapa program peningkatan kualitas yang akan dilakukan di antaranya, pelatihan terkait penanganan penyakit pada lele maupun sayur, pemberian pakan yang baik, penanganan pascaproduksi, hingga penguatan dan pembentukan kelompok baru.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, pengembangan sektor pertanian di Kota Yogyakarta tidak bisa dilakukan secara leluasa karena keterbatasan lahan, sehingga perlu disiasati dengan penerapan program khusus seperti Lorong Sayur dan Lele Cendol.

“Misalnya untuk pertanian, bisa dikembangkan dengan metode taman sayur. Jika biasanya taman dipenuhi dengan tanaman bunga, maka di Yogyakarta diganti dengan sayur mayur yang bisa dipanen untuk kebutuhan pangan keluarga,” katanya.

Heroe pun meyakini jika metode taman sayur akan memberikan hasil baik untuk peningkatan pemberdayaan ekonomi keluarga apabila dikelola dengan maksimal.

Sedangkan untuk Lorong Sayur yang sudah berkembang bisa saling berkomunikasi untuk menjalin kerja sama yang lebih luas sehingga produk pangan yang dihasilkan semakin beragam dengan kuantitas yang cukup banyak.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta susun basis data ketahanan pangan
Baca juga: 38 desa di Kulon Progo rawan pangan

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019