Ambon (ANTARA) - Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI) ke- XVI di Ambon, Kamis, membahas ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk pengembangan industri maritim di Indonesia.

Digelar dalam bentuk diskusi panel, pertemuan rutin ISOI menghadirkan Wahyu W. Pandoe (Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT), Zainal Arifin (Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI), Chang Ik Zhang (Prof. Emeritus Pukyong National Universitas Korea Selatan) dan Martin Gutowiski (PT. Kongsberg) sebagai narasumber.

ISOI menghadirkan pembicara utama mantan Menteri Kelautan dan Perikanan era Kabinet Gotong Royong, Prof. Rokhmin Dahuri yang juga mantan Sekretaris Jenderal ISIO dan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Sedikitnya ada empat pembahasan utama tentang iptek untuk industri maritim Indonesia yang dipaparkan dalam untuk sesi pertama di pertemuan rutin ISOI, di antaranya adalah riset untuk mendukung pengembangan industri perikanan, dan pendekatan berbasis ekosistem untuk perikanan laut berkelanjutan.

Prof. Rokhmin Dahuri mengatakan dalam menjalankan perannya, ISOI berperan utama dalam mendukung pengembangan industri kelautan, yakni memproyeksikan kebutuhan iptek untuk pembangunan kelautan yang menyejahterakan rakyat dan menjaga berkelanjutan.

Kemudian, mencocokkan pemahaman antara akademisi, sektor bisnis, pemerintah dan masyarakat, serta bisa membantu pengindustrian hasil riset atau prototipe teknologi menjadi produk teknologi komersial.

Baca juga: Tiga asosiasi nilai Permendag No. 76/2019 ancam industri maritim

Baca juga: Pameran IME promosikan peluang industri maritim di Indonesia

Baca juga: Wujudkan Kemandirian Industri Maritim dan Energi Nasional

Selain itu, ISOI harus mampu mengadvokasi tentang urgensi inovasi, dan terlibat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam pembangunan ekonomi dan kemajuan serta kesejahteraan bangsa, termasuk peningkatan infrastruktur, sarana dan anggaran riset.

"Peran ISOI dalam hal ini juga harus bisa mendorong para akademisi, sektor bisnis, pemerintah dan masyarakat dalam membuat keputusan terkait pengembangan industri maritim," ucap Rokhmin.

Sejak didirikan pada 1973, ISOI rutin menyelenggarakan PIT yang memaparkan dan membahas hasil penelitian juga kajian ilmiah di bidang kelautan dan perikanan, memberi solusi terhadap masalah yang dihadapi masyarakat di bidang kelautan dan perikanan, membahas pelaksanaan dan implikasi sebuah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, dan tentang kegiatan keorganisasian ISOI.

Setiap tahunnya PIT ISOI diisi dengan berbagai kegiatan berupa pertemuan, seminar dan karya bakti di bidang kelautan.

PIT ISOI di Ambon ke-XVI diselenggarakan oleh ISOI Pusat dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bekerjasama dengan MTCRC (Marine Technology Cooperation Research Center) Indonesia-Korea dan PT. Kongsberg dan PIT ISOI di Ambon

Selain itu, PIT ISOI juga didukung oleh Komisariat Daerah (KOMDA) ISOI Ambon, Pusat Penelitian Laut Dalam (P2LD) LIPI, BPPT, Universitas Pattimura, Pemerintah Daerah Provinsi Maluku serta PT. Jaya Ancol dan PT. Yasmin Jaya Sentosa.

Puluhan akademisi dan peneliti dari berbagai lembaga dan perguruan tinggi di Ambon dan daerah lainnya hadir dalam PIT ISOI ke-XVI.*

Baca juga: Anggota DPR minta pemerintah ikut atasi kesulitan industri maritim

Baca juga: Industri galangan kapal minta keringanan fasilitas perbankan

Baca juga: Ketua DPR minta industri galangan kapal diperkuat

Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019