Yogyakarta (ANTARA) - Risiko terkena virus anti kekebalan tubuh atau Human Immunodeficiency Virus (HIV)di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, meningkat hingga tiga persen, demikian Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Dr Siti Noor Zaenab di Yogyarkarta Rabu. "Angka itu cukup memprihatinkan. Karena itu, upaya pencegahan terus dilakukan," kata Siti Noor. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan mensurvai jumlah orang yang terkena virus, meski belum sampai ke tahap mengetahui siapa yang terkena. Setelah itu, melakukan pemindaian terhadap darah yang ada di PMI Kabupaten Bantul, sebelum dibeli dan digunakan masyarakat. Dinas Kesehatan juga akan melakukan VCT atau Voluntery Consultating and Testing kepada warga untuk mengetahui apakah mereka tersangkut positif atau negatif HIV/AIDS. "VCT ditawarkan cuma-cuma kepada warga di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi DIY. Jangan khawatir, akan dijamin kerahasiaanya. Hanya pasien dan dokter yang mengetahui hasilnya," janji Siti. Penyuluhan juga terus dilakukan seperti menunda hubungan seks sebelum menikah, setia pada pasangan, namun jika terlanjur tidak bisa setia maka gunakan kondom setiap berhubungan seks. Jika positif mengidap HIV/AIDS maka orang tidak boleh berhubungan seks lagi. Pemkab Bantul menyatakan pihahknya tidak bisa berbuat apa-apa lagi jika pasien sudah positif terkena AIDS. "Di kabupaten Bantul urutan lokasi tertinggi yang rentan HIV atau AIDS adalah Pantai Selatan (Parangtritis, Parangkusumo, dan Samas), panti pijat, salon plus dan rumah tahanan," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008