New York (ANTARA) - Harga minyak jatuh lebih dari satu dolar pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah persediaan minyak mentah AS jauh lebih besar dari perkiraan dan penandatanganan kesepakatan perdagangan AS-China yang dapat ditunda hingga Desember.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari turun 1,22 dolar AS atau 1,94 persen, menjadi ditutup pada 61,74 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember turun 0,88 dolar AS atau 1,54 persen, menjadi 56,35 dolar per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga memperpanjang kerugian setelah Reuters melaporkan bahwa pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk menandatangani perjanjian perdagangan sementara yang ditunggu-tunggu, bisa ditunda hingga Desember karena diskusi berlanjut.
Baca juga: Harga minyak naik, terangkat prospek permintaan dan kesepakatan dagang
Sebelumnya, harga turun setelah data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik 7,9 juta barel dalam minggu terakhir, melebihi ekspektasi analis untuk meningkat 1,5 juta barel.
"Tidak ada yang lain kecuali bearish dalam laporan EIA," kata Bob Yawger, direktur berjangka di Mizuho di New York.
“Ekspor adalah area besar dari mana angka itu berasal. Itu sebagian besar terkait dengan sanksi pada COSCO, yang pulang,” kata Yawger, merujuk pada berkurangnya ketersediaan kapal tanker karena sanksi AS terhadap perusahaan pelayaran China COSCO.
Stok bensin turun 2,8 juta barel, dibandingkan dengan perkiraan penurunan 1,8 juta barel, dan sulingan, yang meliputi minyak diesel dan pemanas, kehilangan 622.000 barel, dibandingkan ekspektasi untuk penurunan 949.000, kata EIA.
Penurunan ekspor minyak mentah dan peningkatan impor pekan lalu telah meningkatkan persediaan, kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.
Baca juga: Minyak melonjak hampir 4-persen didorong harapan perdagangan AS-China
Menambah tekanan, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pertumbuhan ekonomi zona euro akan melambat lebih dari yang diharapkan karena krisis manufaktur blok itu dapat meluas ke sektor jasa yang lebih besar di bawah ketegangan perdagangan global.
Data menunjukkan sektor jasa Jerman hampir tidak tumbuh pada Oktober, sementara aktivitas bisnis zona euro berkembang sedikit lebih cepat dari yang diharapkan tetapi tetap dekat dengan stagnasi.
Ketegangan Timur Tengah menawarkan beberapa dukungan harga. Iran mulai menyuntikkan gas uranium ke sentrifugal di fasilitas nuklir bawah tanah, lebih jauh menjauhkan diri dari kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan kekuatan dunia. Amerika Serikat mundur tahun lalu dan telah menjatuhkan sanksi keras baru terhadap Iran.
"Di samping berlanjutnya komitmen nuklirnya, negara OPEC mungkin tergoda untuk menyebabkan gangguan pasokan lebih lanjut di Timur Tengah dalam upaya menaikkan harga," kata analis PVM Stephen Brennock.
Namun, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan harga minyak saat ini lebih dari 60 dolar AS per barel menunjukkan bahwa pasar stabil.
Baca juga: Minyak jatuh tertekan stok AS dan kekhawatiran kesepakatan perdagangan
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019