Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian, Anton Apriyantono, mengakui terjadinya kelebihan pasokan gula rafinasi di dalam negeri saat ini karena adanya salah perhitungan mengenai kebutuhan nasional. Anton yang juga Ketua Dewan Gula Indonesia (DGI) itu di Jakarta, Selasa menyatakan, pihaknya telah melakukan perhitungan produksi gula nasional pada 2008 sebanyak 2,9 juta ton sedangkan kebutuhan diperkirakan 2,7 juta ton. Namun, tambahnya, dari perhitungan yang dilakukan Sucofindo diperkirakan kebutuhan gula dalam negeri mencapai 3,1 juta ton sehingga diperlukan impor. "Kita yakin perhitungan kita sudah benar. Kalau dari awal hitungan kita salah pasti lebihnya banyak. Dengan demikian ada `double counting` (perhitungan ganda)," katanya. Setelah mengacu pada estimasi yang dilakukan Sucofindo tersebut, tambahnya, ternyata terjadi kelebihan produksi sebanyak 400 ribu ton. Menurut dia, kebutuhan gula untuk industri dalam negeri sebanyak 1,6 juta ton yang mana 0,7 juta diantaranya diimpor secara langsung oleh industri. Pada kesempatan itu, Anton menyatakan, DGI akan menghitung ulang besaran Bea Masuk (BM) dan kuota impor gula kasar (raw sugar) untuk menyeimbangkan pasokan gula di dalam negeri. Dikatakannya, saat ini kapasitas produksi gula kasar di dalam negeri mencapai 3,5 juta ton sedangkan kebutuhan industri makanan dan minuman sekitar 2-2,5 juta ton. Sementara itu, izin impor gula kasar yang diberikan sebanyak 1,75 juta ton. "DGI sedang melihat keseimbangan kebutuhan dan ini akan diberikan sebagai rekomendasi kepada Menteri Perdagangan," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008