Kenyataan fenomena-fenomena itu adalah faktor-faktor penentu menuju kemungkinan pelambatan ekonomi tidak segera berakhir yang ujungnya adalah kemungkinan krisis ekonomi global bakal terjadi

Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Pengamat ekonomi Universitas Jember Dr Adhitya Wardhono mengatakan Pemerintah Indonesia harus menetapkan dan melakukan strategi serta langkah terobosan yang tepat untuk bisa keluar dari kemungkinan terimbas resesi ekonomi global.

​​​​"Perlambatan ekonomi global memberi dampak yang cukup signifikan bagi pelemahan ekonomi banyak negara, tidak terkecuali ekonomi Indonesia," kata Adhitya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan akhir tahun 2019 oleh IMF pada Oktober lalu hanya berkisar 3 persen dan pertumbuhan volume perdagangan global hanya sebesar 1,1 persen, menjadikan kekhawatiran atas resesi global terjadi pada tahun 2020, terlebih angka-angka tersebut adalah angka terendah sejak krisis ekonomi 2008.

Baca juga: Peneliti sebut kebijakan pro-investasi bakal tekan potensi resesi

"Tanda-tanda perlambatan ekonomi juga dibarengi dengan fenomena meningginya tensi geopolitik di beberepa kawasan regional yang seakan memberi sinyal kuat percepatan datangnya resesi," katanya.

Seperti masalah belum usainya perang dagang Amerika-China, isu non-deal Brexit, resesi Argentina, krisis politik Hong Kong, ketegangan di Timur Tengah, perang tarif antara Amerika dan negara Eurozone dan juga ancaman impeachment Trump oleh Kongres AS.

"Kenyataan fenomena-fenomena itu adalah faktor-faktor penentu menuju kemungkinan pelambatan ekonomi tidak segera berakhir yang ujungnya adalah kemungkinan krisis ekonomi global bakal terjadi," ucap pengajar di FEB Universitas Jember itu.

Baca juga: Presiden ingatkan ancaman resesi ekonomi tahun depan

Adhitya menjelaskan sebenarnya ekonomi Indonesia masih terlihat terjaga jika dibandingkan pelambatan ekonomi di beberapa wilayah Eropa karena sampai kuartal III tahun 2019 ini, pertumbuhan ekonomi masih terjaga di atas 5 persen, kemudian inflasi masih pada posisi terkendali untuk menopang konsumsi masyarakat.

Kondisi itu, lanjut dia, mengisyaratkan seberapa besar daya tahan ekonomi Indonesia menghadapi pelemahan ekonomi global dan harus berpikir progresif, tidak semata yakin atas kinerja fundamental ekonomi yang ada.

"Tentu perlu menjadi pemikiran tim ekonomi pemerintah dalam mengatasi masalah global. Kaidah ekonomi yang bisa diimplementasikan pada posisi ini adalah kebijakan mitigasi risiko resesi harus benar-benar dapat menghadapi masalah," ujar pakar ekonomi moneter itu.

Baca juga: IHSG Rabu menguat terbatas di tengah minimnya katalis positif

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019