selama ini yang menjadi isu terpenting dalam pengemasan barang adalah penggunaan plastikNusa Dua, Bali (ANTARA) - President World Packaging Organisation (WPO) Pierre Pienaar mengatakan semua negara di dunia mencari jalan keluar dalam menyajikan kemasan produksinya agar makin memperhatikan kualitas dari segi kesehatan dan ramah lingkungan.
"Semua negara-negara yang memiliki produksi terus beradaptasi dengan teknologi canggih dalam melakukan pengemasan barang atau produksi sehingga menghasilkan produk kemasan yang sehat dan ramah lingkungan," ujar Pierre di sela kegiatan "Global Packing Conference (IPF-WPO) 2019" di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Ia mengatakan pada pertemuan ini, semua anggota dari WPO akan membawakan materi dan melakukan diskusi untuk membahas masa depan pengemasan barang atau produk, sehingga akan menjadi kesepakatan bersama dalam menjaga kualitas, kebersihan dan ramah lingkungan.
Baca juga: Indef dorong kemasan minyak goreng ramah lingkungan
Baca juga: Garuda perkenalkan "Gia Box", kemasan kargo ramah lingkungan
"Selama ini yang menjadi isu terpenting dalam pengemasan barang adalah penggunaan plastik. Memang sebelum menggunakan plastik yang menjadi isu terpenting adalah menggunakan stereoform dan besi," ujarnya.
Menurut Pierre, pengemasan barang yang selama ini dipergunakan adalah plastik, karena bahan ini dinilai paling murah dan aman. Keberadaan plastik tidak semata dilihat dari pencemaran lingkungan, namun solusi yang dicari adalah plastik yang berbahan mudah diolah kembali.
"Plastik dengan teknologi bisa berbahan dari jenis tumbuhan yang mudah diolah dan ramah lingkungan. Sehingga melalui teknologi yang mutakhir bisa menggunakan bahan tersebut," ucapnya.
Baca juga: BBPOM temukan ribuan kemasan obat dan kosmetik ilegal
Baca juga: Toko bebas kemasan pilihan solusi gaya hidup ramah lingkungan
Selain itu, kata dia, jika dari sampah rumah tangga dapat dipilah masyarakat, walau itu bentuk kemasan plastik, maka tidak akan sampai mencemari lingkungan.
"Yang terjadi sekarang adalah mengenai proses pengumpulan sampah plastik hingga daur ulang belum dilakukan secara menyeluruh oleh masyarakat dunia. Hal inilah yang kita bahas pada pertemuan ini," ucanya.
Kegiatan Konferensi WPO selama dua hari diikuti sedikitnya 200 peserta dari 24 negara di dunia.
Dalam pertemuan tersebut masing-masing delegasi akan menyampaikan permasalahan yang selama ini dihadapi dalam pengemasan. Peserta juga diikuti dari perusahaan pengemasan barang dari swasta maupun pemerintah.
Baca juga: Tirta Marta Kenalkan Kemasan Ramah Lingkungan
Baca juga: YLKI apresiasi Bandung larang kemasan makanan "styrofoam"
Baca juga: Ridwan Kamil larang styrofoam untuk makanan di Bandung
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019