Bangkok (ANTARA News) - Perdana Menteri Thailand Samak Sundaravej mengumumkan keadaan darurat di Bangkok, Selasa, demikian pengumuman radio resmi, beberapa jam setelah bentrokan antara penentang dan pendukung pemerintahnya menewaskan satu orang.
Samak menunjuk Komandan Angkatan Darat, yang kuat, Jenderal Anupong Paojinda sebagai pemimpin tim baru yang bertugas dalam menerapkan dekrit darurat tersebut, dan kepala polisi Bangkok serta komandan regional Angkatan Darat di ibukota Thailand itu sebagai wakilnya.
Satu orang tewas dan puluhan orang lagi cedera dalam kerusuhan di dekat kompleks utama pemerintah yang diduduki selama satu pekan oleh pegiat yang ingin Samak mundur, dengan menyatakan ia hanyalah boneka bagi perdana menteri terdepak Thaksin Shinawatra.
"Karena semalam terjadi kerusuhan yang mempengaruhi hukum damai dan ketenangan di negeri ini serta menghalangi proses demokrasi, pemerintah telah mengumumkan keadaan darurat, yang akan mempengaruhi kebebasan pribadi masyarakat," demikian isi pengumuman yang dibacakan melalui radio pemerintah.
Dalam pengumumannya, Samak menyatakan Anupong sekarang memiliki wewenang untuk membubarkan pertemuan dan memaksa rakyat pergi dari tempat apa pun.
"Dengan menerapkan dekrit keadaan darurat, Anupong dapat melarang orang memasuki tempat khusus dan dapat mengungsikan orang dari tempat khusus," katanya.
Polisi Thailand meminta bantuan Angkatan Darat, Selasa pagi, untuk mengatasi pengunjuk-rasa, sehingga meningkatkan kecemasan di negara yang telah menyaksikan 18 kudeta militer sejak berakhirnya kerajaan absolut pada 1932.
Stasiun televisi Thailand menayangkan gambar yang memperlihatkan pemrotes pro- dan anti-pemerintah dengan memakai helm dan membawa tongkat berlarian di sepanjang jalan, saling serang dan melempar batu, sementara banyak orang tergeletak bergelimang darah di jalan.
"Menurut laporan awal yang perlu dikonfirmasi belakangan, satu orang tewas dan 38 orang lagi cedera," kata jurubicara pemerintah lokal Peeratong Saichoew seperti dilaporkan AFP.
Pemrotes anti-pemerintah dari apa yang disebut Aliansi Rakyat bagi Demokrasi (PAD) menyerbu kompleks Wisma Negara, kantor Samak, satu pekan lalu, dan ribuan orang masih memenuhi lapangannya.
Aktivis menuduh Samak bertindak atas nama perdana menteri terdepak, yang sekarang tinggal di pengasingan di Inggris setelah kelompok protes yang sama membantu menggulingkan pemerintahnya pada 2006.
Pemrotes mendapat dorongan Senin, ketika serikat kerja terbesar di Thailand menyerukan pemogokan guna menambah tekanan atas Samak, dan mengancam akan mengganggu pasokan listrik serta air ke Bangkok mulai Rabu.
Kerusuhan Selasa adalah yang terburuk sejak meletusnya upaya untuk menggulingkan Samak. Satu orang tewas selama beberapa bulan protes terhadap Thaksin pada 2006 atau dalam kudeta yang terjadi setelahnya.
Thaksin digulingkan oleh para jenderal yang setiap kepada kerajaan dalam kudeta militer pada 2006, dan kini hidup di pengasingan di Inggris guna menghindari tuntutan korupsi di dalam negerinya.
Namun sekutunya masih mengisi banyak jabatan penting dalam pemerintah, dan Samak menang dalam pemilihan umum Desember dengan berkampanye sebagai wali Thaksin.
PAD meraih kebanyakan dukungannya dari kelompok elit tradisional di Bangkok dan sebagian klas menengah. Pemimpinnya secara terbuka meremehkan suara yang diberikan oleh kaum miskin pedesaan di negeri tersebut, yang telah memberikan dukungan mereka kepada Thaksin dan sekarang kepada Samak.
Selain tuntutan pengunduran diri Samak, PAD mengingini peninjauan ulang seluruh sistem pemerintah Thailand, dan menyatakan hanya 30 persen kurdi di parlemen mesti dipilih, sisanya diangkat. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008