Palu, (ANTARA News) - PT Pusaka Jaya Palu Power (PJPP), perusahaan yang mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mpanau di Palu, Sulawesi Tengah kembali dilanda krisis bahan bakar batubara.
"Stok batubara digudang kami saat ini semakin menipis, hanya cukup untuk kebutuhan dua hari kedepan," kata General Manajer PT PJPP Slamet Viktor Panggabean di Palu, Selasa.
Ia mengatakan setiap harinya, dua unit mesin PLTU membutuhkan 450-500 ton batubara.
Jika diperhitungkan dengan posisi stok sekarang ini, hanya mampu mencukupi kebutuhan selama kurun waktu dua hari kedepan. "Ya, kami benar-benar sedang menghadapi krisis bahan bakar," kata dia.
Padahal, jauh hari sebelumnya, PJPP sudah memesan batubara dari Kalimantan Timur (Kaltim), namun hingga kini kapal yang mengangkut sekitar 2.500 ton batubara belum juga tiba di Palu.
Menurut dia, sesuai jadwal, seharusnya kapal yang memuat ribuan ton batubara untuk kebutuhan PLTU tersebut tiba di pelabuhan Palu pada Senin (1/9) pukul 12.00 WITA.
Akan tetapi hingga Selasa pukul 08.30WITA ini, kapal yang membawah batubara dari Kaltim itu belum juga merapat di dermaga Pantoloan, sekitar 23 km utara ibukota Provinsi Sulteng itu.
Setelah kapal yang mengangkut 2.500 ton batubara tiba, masih akan menyusul lagi kapal lain yang juga membawa sekitar 4.000 ton batubara untuk memenuhi kebutuhan PLTU Mpanau Palu.
"Jika pasokan batubara tiba sesuai jadwal yang telah ditetapkan, maka dua mesin PLTU dengan kapasitas 30 megawatt (MW) dipastikan tetap beroperasi secara normal," ujarnya.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008