Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah tidak menunjuk agen penjual terbaik dalam penerbitan ORI005 karena tidak ada yang memenuhi kriteria penilaian sebagai agen penjual terbaik ORI005. "Pemerintah tidak menunjuk agen penjual terbaik karena memang tidak ada yang masuk dalam kriteria," kata Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu, Rahmat Waluyanto di Jakarta, Senin. Berdasar data Ditjen Pengelolaan Utang Depkeu, tidak ada satu pun agen penjual ORI005 yang mampu merealisasikan target indikatif penjualannya. Bank Mandiri hanya merealisasikan penjualan sebesar Rp652,84 miliar (87,05 persen) dari target indikatif Rp750 miliar, BCA hanya Rp579,77 miliar (82,82 persen), BNI Rp332,74 miliar (39,15 persen), Danareksa Sekuritas Rp202,51 miliar (81 persen), Trimegah Sekuritas Rp158,54 miliar (52,85 persen), Relliance Sekurities Rp110,06 miliar (36,69 persen). Agen penjual lainnya Bank BRI Rp83,42 miliar (55,61 persen), Pan Indonesia Bank Rp77,49 miliar (51,66 persen), NISP Rp73,57 miliar (24,52 persen), BII Rp71,35 miliar (23,78 persen), HSBC Rp61,67 miliar (24,67 persen), Lippobank Rp60,89 miliar (12,18 persen). Bukopin Rp56,17 miliar (74,89 persen), Bank CIMB Niaga Rp53,74 miliar (17,91 persen), Citibank Rp50,99 miliar (20,40 persen), Bank Permata Rp43,28 miliar (21,64 persen), Bank Danamon Rp32,35 miliar (8,09 persen), dan Bank Mega Rp13,54 miliar (6,77 persen). Pemesanan pembelian ORI005 dari 18 agen penjual itu mencapai Rp2,71 triliun atau 43,61 persen dari target indikatif Rp6,225 triliun. Menurut Rahmat, terdapat sejumlah hal yang diperkirakan menjadi penyebab tidak tercapainya target penjualan ORI005. Penyebab itu antara lain adalah tingkat bunga deposito yang telah mencapai 11,75 persen hingga 12,50 persen selama masa penawaran ORI005. Tingkat itu jauh di atas tingkat bunga penjaminan LPS sebesar 8,75 persen. Penyebab lainnya, adanya reference yield (FR0049) untuk ORI005 sebesar 43 basis poin dari 11,40 persen (saat penetapan kupon) menjadi 11,83 persen (saat penutupan masa penawaran). Likuiditas yang ketat di pasar uang/perbankan juga menjadi penyebab tidak tercapainya target. "Penyebab lainnya mungkin pemahaman investor yang kurang terhadap fluktuasi harga ORI, terutama pada saat penurunan harga (at discount) ORI002, ORI003, dan ORI004, yang cukup dalam," kata Rahmat.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008