Lebak (ANTARA News) - Warga Kabupaten Lebak hingga kini masih harus antre untuk mendapatkan minyak tanah di pangkalan setelah pasokan dari depot Pertamina Tanjung Geram Merak tersendat sejak beberapa waktu terakhir. "Saya harus antrie hingga berjam-jam untuk membeli minyak tanah," kata Ny Tini (50), warga Pasir Babakan, Kelurahan MC Timur Rangkasbitung Timur, Kabupaten Lebak, saat ditemui di agen pangkalan minyak tanah di Jalan Ir Juanda, Rangkasbitung, Senin. Dia mengatakan, untuk mendapatkan minyak tanah kini harus berdesak-desakan dan mengantre panjang. Selain itu, jatah minyak tanah juga dibatasi hanya lima liter per kepala keluara. "Itu pun harus disertai dengan KTP," katanya. Menurut dia, saat ini harga minyak tanah di tingkat pangkalan sebesar Rp3.500 per liter. Harga itu termasuk lebih rendah dibandingkan dengan harga di tingkat eceran yang berkisar antara Rp5.000 hingga Rp6.000 per liter. Tini mengatakan membutuhkan minyak tanah karena lebih irit dibanding gas. Apalagi, saat ini harga elpiji mahal. Ny Suhartinah (45) warga Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, mengatakan hingga kini sulit mendapatkan minyak tanah di wilayahya sehingga ia terpaksa membeli ke pangkalan di Jalan Pasar Baru Rangkasbitung. "Saya datang ke sini sejak pagi dengan mengantre panjang untuk mendapatkan minyak tanah," ujarnya. Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Lebak, Jarkasih, mengatakan saat ini pasokan minyak tanah dari depot Pertamina Tanjung Geram Merak belum normal. Oleh karena itu, pihaknya mendesak Pertamina agar segera menambah jatah minyak tanah untuk Kabupaten Lebak untuk mencegah kelangkaan. "Saat ini kebutuhan minyak tanah tinggi, apalagi selama ramadhan hingga menjelang hari raya Idulfitri 1429 Hijriyah," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008