Kendari (ANTARA) - Kemajuan pembangunan Bendungan Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang mulai dikerjakan sejak tahun 2016 sudah mencapai 80 persen.
Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari, Dr Ir Haeruddin C.Maddi di Kendari, Rabu, mengatakan mega proyek bendungan Ladongi yang terus digenjot itu diharapkan bisa selesai sesuai waktu yang diharapkan.
"Harapan kami, penyelesaian seluruh kegiatan proyek ini diharapkan paling lambat Juni 20," katanya.
Mega proyek pembangunan Bendungan Ladongi ini terus berjalan sesuai yang direncanakan dengan melibatkan kontraktor pelaksana PT Hutama Karya dan PT Bumi Karsa (swasta nasional) dan perusahaan konsultan perencana PT Wecon dan beberapa perusahaan lainnya yang terlibat sebagai pengawas.
Paket pertama pekerjaan pembangunan Bendungan Ladongi yang ditandatangani dengan senilai Rp844 miliar itu berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016-2020 empat tahun anggaran (multiyears), di kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan paket tahap II 2019-2020 senilai Rp283 miliar hingga total seluruhnya Rp1,127 triliun.
Proyek nasional Nawacita yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Perpres Nomor.3/2016 di sejumlah daerah di Tanah Air termasuk Sultra merupakan proyek strategis nasional disamping beberapa proyek lainnya yang juga akan dilakukan di sejumlah kabupaten di Sultra seperti pembangunan Bendung Ameroro di Kabupaten Konawe dan penangan tanggul dan cekdam di Sungai Wanggo Kota Kendari yang dimulai tahun 2019 dan 2020.
Baca juga: Menantikan Sulawesi Tenggara bebas banjir
Baca juga: PUPR: Bendungan skala besar strategi cegah banjir
Haeruddin Maddi yang didampingi PPK Perencana dan Pengawasan Bendungan Ladongi, Iping Mariandana mengatakan manfaat setelah Bendungan Ladongi itu selesai antara lain untuk irigasi bagi 3.604 hektare sawah di dua kecamatan, yakni Ladongi dan kecamatan Tirawuta dengan pemanfaatan air baku yang bisa menjangkau 25.920 kepala keluarga.
Pemanfaatan lain Bendungan Ladongi, menghasilkan listrik tenaga air sebesar 1,3 MW dan mereduksi banjir 113,48 meter kubik per detik mencakup tiga wilayah kecamatan (Ladongi, Tirawuta dan Kecamatan Raterate).
"Dan yang lebih menarik lagi, oleh pemerintah setempat bisa memanfaatkan kawasan itu sebagai obyek wisata alam dan pengembangan budidaya perikan air tawar," katanya.*
.
Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019