Jakarta (ANTARA News) - Indonesia kembali mencatat defisit perdagangan luar negeri pada Juli 2008 sekitar 270 juta dolar AS, setelah sebelumnya pada April sebesar 520 juta dolar AS, yang terutama diakibatkan oleh kenaikan impor bahan baku dan barang modal, serta menurunnya penerimaan dari ekspor CPO.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan di Jakarta, Senin, mengatakan, pihaknya mencatat ekspor Indonesia pada Juli mencapai 12,55 miliar dolar AS, tumbuh 25,03 persen dibanding Juli 2007, padahal impor bulanan sebesar 12,82 miliar dolar AS.
"Memang terjadi kenaikan impor yang luar biasa, terutama di kawasan berikat," katanya.
Meski demikian, dia mengatakan, secara kumulatif Indonesia masih mengalami surplus 5,15 miliar dolar AS, setelah mencatat ekspor 83,03 miliar dolar AS pada tujuh bulan pertama 2008 dan impor sebesar 77,88 miliar dolar AS.
"Tetapi tren surplusnya semakin kecil. Jadi barangkali kalau ini terjadi terus menerus boleh jadi dalam jangka panjang neraca perdagangan kita akan mengalami defisit," katanya.
Ditambahkannya, kenaikan impor terutama terjadi pada bahan baku dan barang modal sehingga memberi prospek positif bagi industri yang berbahan baku impor dalam tiga bulan ke depan.
"Pertumbuhan impor yang spektakuler adalah impor bahan baku dan barang modal, yaitu sebesar 78,69 persen dan 14,72 persen. Pertumbuhan barang konsumsi hanya 6,69 persen," katanya.
Pada Juli, katanya, Indonesia juga kembali mencatat defisit perdagangan migas sebesar 698 juta dolar AS, setelah hanya mencatat ekspor 2,874 miliar dolar AS, sementara impor migas mencapai 3,572 miliar dolar AS. Dengan demikian, defisit perdagangan migas secara kumulatif (Januari-Juli) mencapai 1,366 miliar dolar AS.
Menurut sektor, tambahnya, ekspor pertanian serta ekspor hasil industri periode Januari-Juli meningkat 46,99 persen dan 23,63 persen dibanding periode yang sama tahun 2007, sementara hasil tambang dan lainnya juga naik 8,71 persen.
Sedangkan impor di kawasan berikat pada Juli mencapai 2,08 miliar dolar AS sehingga selama tujuh bulan terakhir impor Indonesia dari kawasan berikat mencapai 14,95 miliar dolar AS, dimana 99,36 persen merupakan impor non migas. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008