Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah harus menjamin kelancaran pasokan dan harga kebutuhan pokok masyarakat, termasuk juga elpiji dan listrik, di bulan Ramadhan ini, karena sebelumnya masyarakat sudah menderita akibat harga-harga sudah naik terlebih dahulu."Naiknya harga kebutuhan di pasar-pasar, meresahkan ibu-ibu rumah tangga," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Partai Karya Perjuangan (DPN Pakar Pangan) Jackson Kumaat di Jakarta, Senin.Saat ini mulai terjadi lagi kenaikan harga kebutuhan pokok yang antara lain disebabkan oleh masalah pasokan dan dampak kenaikan BBM beberapa waktu lalu. Baru-baru ini harga elpiji 12 kg juga naik."Aparat pemerintah di instansi Perum Bulog, PT Pertamina dan PT PLN adalah abdi negara dan pelayan masyarakat. Sudah selayaknya mereka meningkatkan kinerja secara ekstra, apalagi umat Islam sedang menjalani ibadah puasa," kata Jackson . Jackson menyayangkan lemahnya antisipasi dan pengawasan yang dilakukan instansi-instansi pemerintah yang bertanggung jawab terhadap masalah kebutuhan pokok tersebut, sehingga harga sejumlah kebutuhan pokok naik di pasar. Menurut dia , Perum Bulog yang terutama bertanggung jawab terhadap masalah perberasan seharusnya segera melakukan operasi pasar sebelum terjadi kenaikan harga pada kisaran 20-30 persen. Selain itu, pihaknya mendesak PT Pertamina menjamin ketersediaan gas elpiji ukuran tiga kg karena saat ini sudah sulit mendapatkan stok minyak tanah. Akibat naiknya harga gas elpiji ukuran 12 kg, dikhawatirkan masyarakat banyak yang beralih ke elpiji ukuran tiga kg. "Apabila ada onum Pertamina yang melakukan aksi-penimbunan menjelang Lebaran, maka harus ditindak secara hukum. Jangan biarkan oknum itu menyengsarakan masyakarat, sehingga dapat mengganggu makna ibadah puasa," ujarnya. Jackson juga mengeluhkan kasus padamnya aliran listrik di sebagian wilayah Jakarta pada Minggu malam (31/8) yang merupakan bukti tidak profesionalnya aparat di PT PLN. Jackson menilai sudah saatnya dilakukan audit terhadap peralatan teknis PT PLN, khususnya di gardu induk. Peristiwa itu, menurut Jackson, harus diambil pelajaran berharga, karena telah menyebabkan kepanikan di beberapa pusat perbelanjaan di ibukota, yang tidak memiliki genset. Ia khawatir, apabila persoalan ini tidak segera teratasi, maka akan mempengaruhi minat investor asing, yang akan menanamkan modalnya di tanah air.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008